Obrolan Warteg: Seiring, Bukan Menggiring

Sabtu 11 Mei 2024, 05:40 WIB
Ilustrasi Obrolan Warteg. (Poskota/Yudhi Himawan)

Ilustrasi Obrolan Warteg. (Poskota/Yudhi Himawan)

SERING kita dengar filosofi, jangan pegang erat tanganku, karena aku hanya perjalanan, bukan bergandeng tangan.

Ada juga, kalimat: Jangan pegang erat tanganku, karena aku hanya ingin seiring, bukan digiring.

“Bukankah dengan bergandeng tangan akan lebih kuat, adanya semangat kebersamaan dalam meraih masa depan,” kata Heri mengawali obrolan warteg bersama sohibnya, mas Bro dan Yudi.

“Kalau bergandengan tangan itu pertanda sudah sehati – ada kerja sama, sedangkan seiring, hanya menjadi kawan seperjalanan, tidak lebih.Sikap boleh berbeda,” kata Yudi.

“Dalam dunia politik, kawan seiring belum tentu sama sikap. Beda parpol, bisa jadi beda sikap politik. Seiring dalam artian bersama – sama berjalan, seperjalanan dalam memajukan bangsa dan negara, tetapi beda dalam solusi,” kata mas Bro.

“Jadi kalian pilih yang mana kalau berteman, mau seiring , apa bergandeng tangan?,” kata Heri.

“Saya maunya bergandengan tangan biar lebih akrab dan kuat,” kata Yudi.

“Kalau kamu Bro?,” tanya Heri.

“Saya pilih seiring, bukan pula mengiringi, apalagi digiring,” jawab mas Bro

“Mengapa? Coba jelaskan,” kata Yudi.

Mas Bro pun menjelaskan, seiring itu hanya berjalan bersama, hanya menjadi teman seperjalan, tetapi bebas menentukan sikap selama perjalanan. Dengan seiring ada sikap saling menghargai hak privacy masing-masing. Tidak mengatur-atur, tidak pula memerintah, apalagi melakukan pemaksaan kehendak kepada teman seperjalanan.

Berita Terkait

Obrolan Warteg: Politik Akomodasi

Senin 13 Mei 2024, 05:40 WIB
undefined
News Update