ADVERTISEMENT

Obrolan Warteg: Halal Bihalal Menyelaraskan Perbedaan

Senin, 22 April 2024 05:45 WIB

Share
Ilustrasi Obrolan Warteg. (Poskota/Yudhi Himawan)
Ilustrasi Obrolan Warteg. (Poskota/Yudhi Himawan)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

SAAT sekarang, di bulan Syawal ini lagi musim halal bihalal. Beragam pertemuan yang dikemas dengan nama halal bihalal digelar di berbagai tempat oleh sejumlah kalangan.

Awal masuk kerja pasca – libur lebaran, lazimnya dijadikan ajang untuk berhalal bihalal untuk berjabat tangan saling memaafkan.

“Di komplek kami, lingkungan RW 012 Taman Titian Indah, Kali Baru, Medan Satria, Sabtu (20/4/2024) malam juga menggelar halal bihalal di Masjid Al Insanul Kamil,” kata mas Bro mengawali obrolan warteg, bersama sohibnya, Heri dan Yudi.

“Wah makan – makan dong?,” timpal Yudi.

“Bukan soal makan – makannya, tetapi silaturahminya karena tujuan utama halal bihalal adalah menciptakan keharmonisan, mempererat silaturahmi, dan mendorong berbuat baik. Itulah mengapa di lingkungan RW 012 tiap tahun menggelar halal bihalal,” kata mas Bro.

 

“Silaturahmi apa silaturahim,” tanya Yudi.

“Beda kata, tentu beda makna. Tetapi sebaiknya tidak perlu memperdebatkan perbedaan makna, sebagaimana halnya menafsirkan makna halal bihalal yang memiliki sejarah panjang bagi bangsa Indonesia,” jelas mas Bro.

“Lagian kalau debat terus soal perbedaan, kapan halal bihalalnya, kapan bersalaman untuk saling memaafkan,” urai Heri.

“Justru melalui halal bihalal kita dapat menyelaraskan perbedaan dalam  membangun kerukunan di lingkungan masyarakat. Lebih luas lagi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,” kata mas Bro.

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT