Saat ini, penjualan mobil hibrida hanya menyumbang satu persen dari total penjualan Kia di China. Namun, KIA berencana untuk menghentikan penjualannya di sana pada tahun 2030, sehingga penjualan di China akan terbagi secara proporsional antara mobil listrik dan mobil ICE murni, dengan rasio 53:47.
Selain itu, KIA berkomitmen untuk mengembangkan generasi baru powertrain hybrid yang lebih bertenaga dan efisien bahan bakar, dengan tujuan meragamkan produk-produknya di pasar global.
Dalam konteks ini, KIA akan memperkenalkan dua versi powertrain baru: satu untuk mobil sub-kompak dan ukuran menengah, dan yang lainnya untuk kendaraan yang lebih besar.
Untuk memastikan daya saing biaya dan fleksibilitas produksi, KIA akan mengembangkan powertrain hybrid baru bersama dengan mesin pembakaran yang sudah ada.
Presiden dan CEO KIA, Ho Sung Song, menyatakan bahwa setelah kesuksesan peluncuran kembali merek pada tahun 2021, KIA akan meningkatkan strategi bisnis globalnya untuk terus mengembangkan rangkaian kendaraan listrik yang inovatif dan mempercepat transisi perusahaan menuju penyedia solusi mobilitas berkelanjutan.
"Dengan merespons perubahan pasar mobilitas secara efektif dan menerapkan strategi jangka menengah hingga jangka panjang secara efisien, Kia memperkuat komitmen jenamanya terhadap kesejahteraan pelanggan, komunitas, masyarakat global, dan lingkungan," ujarnya.
Tidak hanya itu, KIA juga mengungkapkan bahwa pihaknya juga akan terus memperluas rangkaian kendaraan listriknya dalam beberapa tahun mendatang.
Rencananya, perusahaan akan meluncurkan enam model baru pada akhir 2026, termasuk EV2, EV3, EV4, EV5, EV6 yang telah diperbarui, dan versi terbaru dari EV9 GT.
Pada akhir 2025, KIA juga akan memperkenalkan lini baru van listrik PBV, dimulai dengan PV5 berukuran sedang (yang direncanakan akan dirilis di Eropa pada awal 2026), dan dilanjutkan dengan PV7 yang lebih besar pada tahun 2027.