ADVERTISEMENT

Mudik Jangan Abaikan Keselamatan

Kamis, 4 April 2024 05:23 WIB

Share
ejumlah calon penumpang menunggu kedatangan Bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) di Terminal Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (3/4/2024). Menjelang H-7 Idul Fitri 1445 Hijriah, pemudik yang umumnya pelajar dan pedagang serta di dominasi dari Madura tersebut memilih mudik lebih awal guna menghindari kemacetan pada puncak arus mudik yang diperkirakan terjadi pada 5-8 April 2024 dan ingin menikmati suasana lebaran di kampung halaman lebih lama.Poskota/Ahmad Tri Hawaari
ejumlah calon penumpang menunggu kedatangan Bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) di Terminal Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (3/4/2024). Menjelang H-7 Idul Fitri 1445 Hijriah, pemudik yang umumnya pelajar dan pedagang serta di dominasi dari Madura tersebut memilih mudik lebih awal guna menghindari kemacetan pada puncak arus mudik yang diperkirakan terjadi pada 5-8 April 2024 dan ingin menikmati suasana lebaran di kampung halaman lebih lama.Poskota/Ahmad Tri Hawaari

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

MUDIK pada saat momen Lebaran Idulfitri menjadi tradisi atau budaya tersendiri Indonesia. Tradisi tahunan yang kerap berlangsung ini, menjadi momentum dinantikan dan banyak dilakukan orang. Terlebih bagi mereka yang merantau ke kota-kota besar, seperti Jakarta, Bandung, Surabaya dan lain sebagainya.

Maka sudah barang tentu, mudik menjadi satu keharusan para perantau itu setelah 12 bulan atau satu tahun lamanya mereka bekerja meninggalkan kampung halaman dan pada momen Lebaran Idulfitri kembali untuk berkumpul dengan keluarga dan kerabat.

Tak hanya berkumpul, tentu ada hal sakral lainnya pada moment Lebaran tersebut, yaitu dimana kita saling bermaaf-maafan atau halal-bihalal dengan keluarga dan  kerabat satu sama lainnya. Kemudian itu, kita pun dinyatakan Fitri atau kembali menjadi bersih karena dosa-dosa antarsesama telah terhapus dengan saling bermaaf-maafan tersebut.

Sementara itu dalam mudik sendiri, ada terjadinya mobilitas masyarakat dari satu tempat ke tempat lainnya dengan waktu yang bersamaan dengan menggunakan alat transportasi. Dan hal ini pun harus menjadi perhatian pemerintah, agar tidak menimbulkan petaka bagi masyarakat yang akan mudik Lebaran Idulfitri.

Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan menyebutkan bahwa jumlah pemudik tahun ini diperkirakan mencapai 149 juta orang, dan jumlah tersebut 45 persen lebih banyak  dari tahun sebelumnya.

Tingginya animo masyarakat untuk mudik Lebaran Idulfitri tahun ini, diklaim telah diantisipasi pemerintah dengan melakukan sejumlah upaya, di antaranya melakukan imbauan agar masyarakat melakukan mudik lebih awal, melakukan mudik bareng baik darat maupun laut, serta melakukan pemetaan terhadap jalur-jalur rawan bencana dan macet.

Bahwa, untuk wilayah rawan bencana seperti banjir Kementerian Perhubungan menyoroti untuk daerah Jawa Tengah yaitu Semarang dan Demak. Namun dinyakini, Kemenhub telah melakukan koordinasi dengan Kementerian PUPR dan Pemda setempat untuk mengatisipasinya.

Dalam hal ini, keselamatan bagi masyarakat yang melakukan mudik tentu harus menjadi prioritas bagi pemerintah. Mengingat, tujuan mulia dari ribuan juta pemudik yang akan kembali ke kampung halamannya tersebut yakni untuk berkumpul dan bermaaf-maafan dengan saudara serta kerabat.

Dan tak hanya sampai di situ, jaminan memberikan kenyamanan dan keselamatan pemudik hingga kembali ke tempat asalnya pun harus juga menjadi prioritas pemerintah. Hingga dengan begitu, pemudik yang pulang ke kampung halamanan dan kembali lagi pun dapat bersukacita. (*)

ADVERTISEMENT

Editor: Firman Wijaksana
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT