Rencana Pembangunan Lumbung Pangan Kepulauan Seribu, Jakarta Barometer: Bisa Jadi Pintu Perekonomian

Kamis 28 Mar 2024, 17:14 WIB
Inisiator Jakarta Barometer, Jim Lomen Sihombing. (Pandi)

Inisiator Jakarta Barometer, Jim Lomen Sihombing. (Pandi)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Inisiator Jakarta Barometer, Jim Lomen Sihombing menyebut rencana pembangunan lumbung pangan atau food estate di Kepulauan Seribu bisa menjadi pintu perekonomian di Jakarta.

Hal itu dikarenakan Jakarta masih mendapatkan kebutuhan dari luar (impor), sehingga dengan adanya lumbung pangan ini dapat memaksimalkan potensi sumber daya alam di sana.

"Coba soal pulau reklamasi itu, kan sayang-sayang kan, itu bisa juga jadi lumbung pangan yang jadi Pusat apa kek gitu. Jakarta gak punya loh yang namanya pintu perekonomian," katanya kepada wartawan di Jakarta, Kamis 28 Maret 2024.

Lim sendiri mendukung penuh pembangunan lumbung pangan atau food estate di Kepulauan Seribu.

Ia menilai pemilihan lokasi sudah tepat, tinggal bagaimana hasil riset yang dilakukan pihak terkait apakah Kepulauan Seribu layak dibangun lumbung pangan.

"Saya 110 persen mendukung (pembangunan lumbung pangan). Jujur saya terkejut pada Musrenbang kemarin tiba-tiba diputuskan lumbung pangan," paparnya.

Sebelumnya, Rencana pembangunan lumbung pangan atau food estate di Kepulauan Seribu masih terus bergulir sebagai salah satu persiapan Jakarta menjadi Global City.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (KPKP) DKI Jakarta Suharini Eliawati mengatakan bahwa rencana pembangunan food estate di kepulauan Seribu untuk menjaga ketahanan pangan.

"Kalau dari kami sendiri salah satu tupoksi (tugas pokok dan fungsi) kita adalah menjaga ketahanan pangan, jadi memang inline sekali ya dengan program besar tersebut," katanya kepada wartawan di Jakarta, Kamis 28 Maret 2024.

Program besar untuk tahun 2025 ini bergulir setelah melalui proses panjang. Sebelum itu, Kepulauan Seribu dilakukan riset untuk memastikan bisa dibangun food estate.

Dijelaskan Suharini, Kepulauan Seribu mempunyai banyak potensi tidak hanya wisata saja, melainkan budidaya diantaranya ikan dan rumput laut.

Saat ini tercatat ada sebanyak 210 kelompok budidaya perikanan di Kepulauan Seribu. Mereka membudidaya ikan dengan metode keramba jaring apung (KJA).

"Nah perikanan budidaya sekarang ini ada 210 kelompok budidaya yang memang benar-benar berbudidaya. Budidaya secara apa? Caranya adalah keramba jaring apung atau KJA kita kenal," katanya.

Selain budidaya ikan, di Kepulauan Seribu juga ada budidaya rumput laut. Dalam hal ini Pemprov DKI Jakarta bekerjasama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) untuk menentukan rumput laut yang cocok dibudidaya.

"Nah ini bagi kita adalah kalau memang dibesarkan itu untuk menampung atau memenuhi kebutuhan, pada suatu ketika nanti Jakarta menjadi kota Global. Kebayang kita, itu kan akan kita kembangkan menjadi wisata bahari," ungkapnya.

Lebih jauh, Suharini berujar konsep besar yang telah dirancang ini nantinya sebagai daya tarik bagi wisatawan. Bahkan pihaknya akan melibatkan warga Pulau dalam proses pembangunan food estate di Kepulauan Seribu.

"Nah setelah itu kita jg menyiapkan masy pulau, supaya apa? Supaya tidak hanya menjadi penonton gitu kan, supaya mereka pun ikut menjadi bagian dari Kabupaten Kepulauan Seribu itu sendiri," katanya.

"Dengan cara apa? Kita mengembangkan yang namanya DPLBM (Daerah Perlindungan Laut Berbasis Masyarakat) tujuannya apa sih? Jadi kita kerjasama dengan kawan-kawan Parekraf, Dinas Parekraf, ada yang mau melakukan snorkling itu boleh di kawasan-kawasan tertentu," sambung Suharini. (Pandi)

Berita Terkait
News Update