ADVERTISEMENT

Serangan Teroris ISIS di Moskow Picu Reaksi Dunia, Ini Kata AS dan Ukraina

Sabtu, 23 Maret 2024 14:54 WIB

Share
Amerika Serikat (AS) dan Ukraina memiliki tanggapan berbeda terkait penembakan massal di Crocus City Hall, Krasnogorsk, dekat Moscow. (Pexels)
Amerika Serikat (AS) dan Ukraina memiliki tanggapan berbeda terkait penembakan massal di Crocus City Hall, Krasnogorsk, dekat Moscow. (Pexels)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Kedutaan Besar & Konsulat AS di Rusia menyampaikan himbauan resmi kepada warga negara AS yang tengah berada di Rusia sehubungan dengan penembakan massal oleh kelompok pria bersenjata di Crocus City Hall, Krasnogorsk, dekat Moskow pada Jumat (22/03/2024).

Dalam pernyataan resminya tersebut, Kedutaan menghimbau agar warga AS menghindari area tersebut dan mengikuti instruksi dari otoritas setempat.

Hal ini dikarenakan pembatasan perjalanan bagi personel dan staf kedutaan AS serta penangguhan operasi tengah berlangsung.

Pembatasan ini menyebabkan layanan darurat kepada warga AS di Rusia sangat terbatas, khususnya di wilayah yang jauh dari kedutaan AS di Moskow.

Menanggapi insiden ini, Konsulat menyarankan warga AS untuk tidak bepergian ke Rusia.

Warga AS juga diwajibkan melakukan sejumlah tindakan, seperti menghindari pertemuan besar selama 48 jam ke depan, mewaspadai lingkungan sekitar, mengikuti instruksi petugas keamanan setempat, memantau media lokal, dan meninjau situs keberangkatan Departmen Luar Negeri Rusia untuk memperoleh pembaruan.

Penembakan massal di Crocus City Hall, Krasnogorsk, dekat Moskow menyita perhatian dunia karena menewaskan 40 orang dan melukai sekitar145 orang. Tidak hanya itu, atap gedung yang menjadi lokasi kejadian terbakar dan rubuh.

Sementara kelompok teroris ISIS mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut, Mykhailo Podolyak selaku Penasihat Kepala Kantor Presiden Ukraina menyatakan negaranya tidak terlibat.

"Ukraina tentu saja tidak ada hubungannya dengan penembakan/ledakan di Crocus City Hall (Wilayah Moskow, Rusia). Bagaimanapun itu tidak masuk akal," ujarnya, dikutip dari cuitannya pada aplikasi X pada Sabtu (24/03/2024).

Podolyak menjelaskan alasan dari pernyataannya itu sambil menghubungkan serangan teroris di Moskow dengan peperangan yang masih terjadi di Ukraina akibat Operasi Militer Khusus Rusia pada 24 Februari 2022 lalu.

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT