ADVERTISEMENT

ISIS Serang Rusia, Pengamat Terorisme: Jakarta Bisa Jadi Target

Sabtu, 23 Maret 2024 15:18 WIB

Share
Dalam video yang beredar, terlihat 5 orang pria bersenjata menembaki pengunjung dan merusak pintu-pintu kaca di Crocus City Hall, Moskow. (Tangkap layar X/@NalaThokozane)
Dalam video yang beredar, terlihat 5 orang pria bersenjata menembaki pengunjung dan merusak pintu-pintu kaca di Crocus City Hall, Moskow. (Tangkap layar X/@NalaThokozane)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Penyerangan kepada warga sipil di Moskow, Rusia yang diklaim dilakukan ISIS membuat dunia terkejut. Aksi serupa dinilai bisa terjadi di negara lain.

Pengamat terorisme, Al Chaidar menyebut tak menutup kemungkinan Kota Jakarta akan menjadi target kelompok teroris kelompok ISIS.

"Tidak tertutup kemungkinan Jakarta akan menjadi sasaran berikutnya atau negara-negara lain yang dianggap memiliki hubungan yang tidak harmonis dengan kekuatan-kekuatan kapitalisme global," katanya saat dihubungi, Sabtu, 23 Maret 2024.

Diketahui, aksi penembakan massal hingga menewaskan puluhan orang terjadi di Moskow, Rusia. Kelompok ISIS mengaku sebagai dalang dari serangan brutal tersebut.

Aljazeera melaporkan, akibat seranga itu setidaknya ada 60 warga sipil yang meninggal dan 145 lainya luka-luka.

Al Chaidar menjelaskan, serangan teror di Moskow merupakan sebuah Plot Proxy War. Dalam hal ini serangan teror di Moskow merupakan bagian dari kelompok ISIS Khorasan (ISK).

Lanjut dia, ISK merupakan kelompok teroris yang pernah dibentuk oleh intelijen Amerika Serikat sebelum mereka meninggalkan Afghanistan.

"Kelompok proxy teroris ini bisa dimobilisasi di mana saja termasuk juga di Indonesia dan di negara-negara lain yang pertahanan terorismenya agak lemah," katanya.

Dia menuturkan, ISK sudah lama bergerak di beberapa ibukota. Tak menutup kemungkinan akan bergerak di negara-negara Eropa yang lain jika dimobilisasi oleh kelompok intelijen yang selama ini sulit untuk dibaca keberadaannya.

"Ini merupakan ekstensifikasi dari krisis konflik di Suriah yang juga melibatkan kekuatan-kekuatan yang berseberangan dengan Amerika seperti Turki dan Rusia," tutur Al Chaidar.

Halaman

ADVERTISEMENT

Reporter: Pandi Ramedhan
Editor: Firman Wijaksana
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT