ADVERTISEMENT

Peran Baznas di Timur Tengah Diapresiasi, Sudan Siap Kerjasama Multibidang

Kamis, 21 Maret 2024 17:51 WIB

Share
Foto: Baznas RI mendapatkan apresiasi dari Kedutaan Republik Sudan atas berbagai peran positif-konstruktif di Timur Tengah. (Dok. Baznas RI)
Foto: Baznas RI mendapatkan apresiasi dari Kedutaan Republik Sudan atas berbagai peran positif-konstruktif di Timur Tengah. (Dok. Baznas RI)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) RI mendapatkan apresiasi dari Kedutaan Republik Sudan atas berbagai peran positif-konstruktif di Timur Tengah.

Hal itu mengemuka dalam pertemuan Pimpinan Baznas RI bidang Koordinasi Nasional, KH. Achmad Sudrajat, dengan Dubes Sudan, Dr. Yassir Mohamed Ali, di Kedutaan Republik Sudan, Jakarta, Rabu, 20 Maret 2024.

"Kami mengapresiasi peran BAZNAS RI di Timur Tengah, terutama di bidang perzakatan dan bantuan kemanusiaan seperti yang dipersembahkan untuk saudara-saudara kita di Gaza, Palestina," ujar Dubes Sudan, Dr. Yassir Mohamed Ali, yang didampingi Wakil Kepala Misi Kedutaan Republik Sudan, Sid Ahmed M. Alamain Hamid Alamain dalam siaran persnya diterima Kamis, 21 Maret 2024.

Turut hadir, CEO Yayasan Karya Indah Indonesia (YKIIN), Dr. Mohamed Omar Attay; Pengasuh Madrasah al-Bayan wa al-Lughah (MAYLA) Jakarta yang juga Mustasyar Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCI NU) Sudan, Dr. H. Ribut Nur Huda; Direktur Penguatan Pendistribusian dan Pendayagunaan Nasional Baznas RI, Agus Siswanto; dan Kabag Humas Baznas RI, Yudhiarma.

Berdasarkan kinerja dan portofolio tersebut, maka Dubes Yassir menyatakan siap membuka peluang kerja sama multibidang dengan Baznas RI. Yakni, seperti dakwah, pendidikan, kesehatan, kemanusiaan dan pengembangan institusi perzakatan. Bahkan ia mengusulkan agar Baznas RI mengambil peran terkait rencana pengalihan Khartoum International Institute for Arabic Language (KIIFAL) yang masyhur itu ke Jakarta.

"Untuk KIIFAL, kami siap merekrut sumber daya manusia yang diperlukan. Termasuk kerja sama bantuan kemanusiaan dan kesehatan kami juga siap. Kami menyarankan agar prosedur penyaluran bisa dilakukan secara langsung, di mana pengiriman logistik obat-obatan dapat diserahterimakan di Pelabuhan Port-Sudan," ucap Dubes Yassir.

Sementara itu, Pimpinan Baznas RI bidang Koordinasi Nasional, KH. Achmad Sudrajat, menyampaikan terima kasih atas apresiasi Kedubes Sudan atas peran Baznas RI di Timur Tengah. Menurut dia, Badan Amil Zakat Nasional RI juga siap menjalin kemitraan dengan Pemerintah Republik Sudan, terutama di bidang perzakatan.

"Ini mengingat Sudan memiliki sistem kelembagaan zakat yang bisa dijadikan benchmark dalam pengelolaan rukun Islam ketiga itu. Sudan juga memiliki ulama-ulama besar yang menjadi rujukan dunia, terutama di bidang fikih," ucap dia. Kiai Achmad Sudrajat menyebutkan sejumlah lembaga pendidikan di Indonesia, seperti pesantren dan ma'had aly yang sering mengundang tenaga pengajar dari Sudan. Sebaliknya, di Sudan juga banyak pelajar dan santri Indonesia yang berguru dan menuntut ilmu di sana.

Karena itu, lanjut KH. Achmad Sudrajat, pihaknya akan mengajak serta tidak hanya Baznas provinsi dan kabupaten/kota untuk bekerja sama dengan Sudan, tapi juga Lembaga Amil Zakat (LAZ).

Di tempat yang sama, CEO Yayasan Karya Indah Indonesia (YKIIN), Dr. Mohamed Omar Attay yang mahir berbahasa Melayu, mengusulkan agar BAZNAS RI membantu para diaspora Sudan yang studi di Indonesia, mengingat mereka tidak lagi mendapatkan suplai biaya dari keluarga.

"Kami memiliki data nama pelajar terbaik yang bisa dikirim ke Indonesia, termasuk dosen dan pakar Sudan untuk diundang berpartisipasi dalam dakwah pendidikan," kata akademisi yang menempuh pascasarjana di University Malaya, Malaysia.

Sementara itu, Dr. Ribut Nur Huda mengafirmasi pernyataan Dubes Sudan, terkait SDM negara tersebut yang perlu dimanfaatkan untuk branding Indonesia dalam menggagas karya monumental berbahasa Arab.

"Hal ini dilakukan sebagaimana Uni Emirat Arab yang mendatangkan ulama Sudan untuk memimpin penulisan Ensikloperdi Ushu dan Kaidah Fikih 41 Jilid. Ini adalah karya monumental berbahasa Arab," kata peraih gelar doktor dengan predikat  mumtaz atau summa cumlaude dalam bidang Kurikulum dan Metode Pengajaran di University of Holy Quran and Islamic Science Sudan. (Ril)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT