Diketahui, satu keluarga terdiri dari empat orang yakni EA (51), AEL, JWA (13), dan JL (15) tewas setelah terjun dari lantai 22 apartemen.
Kapolsek Penjaringan, Kompol Agus Ady Wijaya mengatakan kejadian bermula saat keluarga tersebut tiba di Apartemen dengan menggunakan mobil Gran Max B-2972-BIQ Sabtu sekitar pukul 16.02 WIB.
"Mereka masuk ke dalam lift. Saat itu tampak sang ayah mencium kening dari anak-anaknya dan istrinya," kata Agus, Minggu, 10 Maret 2024.
Setelah dicium-cium keningnya, AEL terlihat mengumpulkan ponsel seluruh anggota keluarganya, kemudian naik ke atas.
Setelah dicium-cium keningnya, AEL terlihat mengumpulkan ponsel seluruh anggota keluarganya, kemudian naik ke atas.
“Pukul 16.05 WIB, keluar dari lift di tangga 21 berdasarkan cctv, naik ke tangga darurat untuk ke rooftop apartemen,” ujarnya.
Saat kejadian, petugas keamanan mendengar bunyi benturan keras. Ternyata saat dilakukan pengecekan, ditemukan 4 orang jenazah dengan kondisi mengenaskan.
"Ternyata ada empat mayat yang tergeletak. Hasil pengecekan sementara, betul bahwa ternyata empat orang yang ditemukan tewas tergeletak, pakaian-pakaian yang digunakan," ungkapnya.
Sementara itu, salah satu penghuni apartemen yang enggan disebutkan namanya mengatakan, keluarga teraebut melompat diduga karena permasalahan ekonomi yakni desakan penagihan utang.
"Saya pernah lihat orang tagih dia kan, orang namanya tagih utang kan pasti ada sedikit kasar atau gimana kan, dari situ saya tahu (karena) ekonomi," katanya.
Korban pernah bercerita jika rumahnya telah disita oleh bank. Oleh sebab itu, dia memutuskan meninggalkan apartemen dan pergi ke Solo, Jawa Tengah.
"Cuma terakhir dia mau pergi, rumah dia udah disita bank, dia kan kongsi kapal sama sodaranya, habis gak dapat apa-apa. Terakhir-terakhir dia bilang mau pindah ke Solo kan," pungkasnya.