JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Peristiwa satu keluarga mengakhiri hidupnya dengan melompat dari lantai 22 Apartemen Teluk Intan, Penjarinigan, Jakarta Utara (Jakut) turut mendapatkan perhatian dari kriminolog.
Kriminolog asal Universitas Indonesia (UI), Josias Simon mengatakan peristiwa bunuh diri satu keluarga merupakan peristiwa yang sangat dan perlu mendapat perhatian.
Josias menilai, satu hal yang mendasari satu keluarga bunuh diri karena adanya faktor ekonomi.
"Meski banyak kasus bunuh diri, tapi ini menarik karena lompat bareng secara bersamaan, dugaan saya ini menunjukkan kondisi ekonomi," kata Josias saat dikonfirmasi pada Minggu, 10 Maret 2024.
Faktor ekonomi itu pun bermacam-macam apakah dari permasalahan usaha sehingga korban tidak bisa melakukan manajemen yang baik terhadap keluarga dan enggan memberikan pemahaman terhadap istri dan anaknya.
"Dugaannya tadi ada ekonomi yang pelik, kedua yang bersangkutan tidak mau mewariskan, katakan keluarga atau keturunannya untuk menyelesaikan masalah, lalu diputuskan itu dengan bersama saja," jelasnya.
Jadi anak-anak dalam satu keluarga yang belum cukup untuk diberikan pemahaman tentang masalah yang pelik kemudian dibiarkan oleh pemilik masalah.
Josias mendorong stakeholder dari mulai pemerintah setempat, pihak keamanan lingkungan, tetangga, hingga penghuni apartemen dapat melakukan pencegahan.
Jika terindikasi ada warga yang sedang tidak baik-baik saja, segera diajak untuk berkonsultasi.
"Ini bukan sekedar bunuh diri biasa, tapi di balik itu kemungkinan akan semakin besar dengan kondisi itu harus diantisipasi," ujarnya.
Informasi yang dihimpun oleh Poskota.co.id, peristiwa ini terjadi di Apartemen Teluk Intan Tower Topas. Satu keluarga yang terdiri dari empat orang melompat dari lantai 22 pada Sabtu, 9 Maret 2024.
