ADVERTISEMENT

Pemilu Hingga Beras Terburuk dalam Sejarah

Sabtu, 9 Maret 2024 09:44 WIB

Share
Ilustrasi pemungutan suara saat Pemilu 2024.(Poskota.co.id/Ihsan Fahmi)
Ilustrasi pemungutan suara saat Pemilu 2024.(Poskota.co.id/Ihsan Fahmi)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

PEMILIHAN Umum (Pemilu) 2024 telah selesai dilaksanakan. Namun, pemilu tahun ini adalah yang terburuk dalam sejarah Indonesia setelah Pemilu 1955.

Tudingan pemilu terburuk lantaran terjadi dugaan kecurangan dalam pemilu. Diduga mulai dari surat suara banyak yang tercoblos, tertukar dan hilang. Bahkan, ada kotak suara yang tidak tersegel. 

Selain itu, publik juga mengeluhkan Sistem Informasi Rekapitulasi atau Sirekap milik Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang dinilai tak akurat. 

Wakil Presiden ke-10 dan 12 RI, Jusuf Kalla (JK) pun mengaminkan jika Pemilu 2024 merupakan yang terparah. JK menyampaikan, demokrasi pemilu telah diatur oleh minoritas.

Yang dimaksud JK demokrasi pemilu bisa diatur minoritas adalah orang yang mampu, orang pemerintahan, dan orang yang punya uang. Mereka ini bisa mengatur segalanya.

Alhasil, buntut dugaan kecurangan pemilu, muncul wacana hak angket DPR RI. Tiga partai politik yakni PDIP, PKS dan PKB sepakat hak angket digulirkan untuk mengusut dugaan kecurangan pemilu.

Nah, agar demokrasi tidak terdegradasi, maka pemilu terburuk ini jangan terus dibiarkan. Jika dibiarkan kemungkinan Indonesia akan kembali ke masa otoriter.

Di sisi lain, melonjaknya harga beras di tahun ini adalah yang tertinggi dalam sejarah. Beras medium dalam empat bulan terakhir ini menyentuh hingga Rp14 ribu per kilogram (kg), dan Rp18 ribu per kg untuk beras premium.

Pemerintah kemudian menggelar operasi pasar di berbagai daerah. Ironis di Negeri Agraris, harga beras melambung tinggi, dan mengalami kelangkaan.

Rakyat untuk mendapatkan beras murah hingga rela antre berjam-jam untuk mendapatkannya. Bahkan ada yang sampai pingsan, dan juga tidak kebagian beras. Kebijakan tersebut sangat kurang efektif, dan bukan sebuah solusi.

Halaman

ADVERTISEMENT

Editor: Febrian Hafizh Muchtamar
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT