ADVERTISEMENT

Obrolan Warteg: Koalisi Besar Bukan Hal Baru

Sabtu, 9 Maret 2024 05:11 WIB

Share
Obrolan Warteg. (Poskota.co.id/Yudhi Himawan)
Obrolan Warteg. (Poskota.co.id/Yudhi Himawan)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

"SEPERTINYA kita perlu mengajak anggota baru untuk maksi bersama di warteg ini, agar lebih meriah dan obrolan juga makin gayeng,” kata Heri mengawali obrolan warteg bersama sohibnya, Mas Bro dan Yudi.

“Saya ikut senang semakin banyak yang maksi di warteg ini, berarti semakin banyak teman untuk ngobrol,” jawab Yudi.

“Saya yang paling senang, mas, karena warteg semakin laris, omzet penjualan meningkat di tengah kelesuan situasi akibat kenaikan harga sembako jelang puasa,” kata pemilik warteg, Ayu Bahari, ikut berkomentar.

“Kalau begitu kita bentuk koalisi besar, koalisi yang saling menguntungkan antara pelanggan dan pedagang,” kata Heri melontarkan ide.

“Kayak parpol saja membentuk koalisi,” kata Yudi.

“Loh, koalisi itu tidak hanya milik parpol atau kabinet. Kita, rakyat kecil juga perlu berkoalisi, bekerja sama membangun kekuatan, misalkan dengan pedagang warteg, mendesak agar tidak ada lagi kenaikan harga jelang puasa yang membuat kita puyeng,” kata Heri.

“Cerdas juga ya teman kita ini,” kata Yudi yang disahut Heri, "Bukan cerdas, tetapi curhatan hati.”

“Oh ya, ngomong-ngomong soal koalisi besar, konon, semua parpol akan dimasukkan dalam koalisi besar mendukung pemerintahan mendatang. Hanya satu atau dua parpol yang di luar pemerintahan. Gimana, bro, isu ini,” kata Yudi.

“Isu itu sedang dalam perbincangan publik. Tetapi kalau soal koalisi besar, setiap era pemerintahan, siapa pun presidennya, tentu berupaya semua parpol mendukung kebijakan pemerintah,” kata Mas Bro.

Seperti diketahui, era pemerintahan periode kedua Presiden Jokowi (2019-2024), awalnya hanya tiga parpol berada di luar pemerintahan, yakni PKS, Demokrat, dan PAN. Kemudian, PAN masuk kabinet, disusul kemudian Demokrat yang masuk kabinet pasca-Pemilu 2024.

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT