BEKASI, POSKOTA.CO.ID - Sebanyak 26 desa di Kabupaten Bekasi berkategorikan rawan krisis pangan.
“Dari hasil pemetaan kita, ada 26 desa yang masuk kategori 3 yakni agak rawan pangan, dan ini membutuhkan atensi," kata Penjabat (Pj) Bupati Bekasi, Dani Ramdan dalam keterangannya pada Kamis, 7 Maret 2024.
Untuk mengatasi krisis pangan dan gizi, Dani mengumpulkan para camat dan lurah se-Kabupaten Bekasi untuk melakukan koordinasi pada Selasa, 5 Maret 2024.
Rapat itu dilakukan untuk melihat pemetaan situasi ketahanan pangan, sehingga intervensi penanganan daerah rawan pangan segera dilakukan secara tepat sasaran.
Dani menuturkan, untuk mengatasi hal tersebut, berbagai upaya telah dilakukan, termasuk memberikan bantuan pangan hingga menggelar operasi pasar murah.
"Berbagai program kita jalankan untuk mengatasi itu, mulai cadangan pangan pemerintah, warung pangan, gabah bantuan pemerintah, juga gerakan pangan murah, dengan cara itu mudah-mudahan bisa meningkatkan status menjadi tahan pangan,” ungkapnya.
Sementara Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Bekasi, Abdur Rofiq mengatakan, pemerintah telah menyiapkan beberapa strategi untuk mengantisipasi terjadinya kerawanan pangan.
Strategi tersebut, di antaranya Cadangan Pangan Pemerintah Daerah (CPPD), Bantuan Gabah, Warung Pangan, Gerakan Pangan Murah, dan juga Program Gebrak (Gerakan Berbagi B2SA).
"Kita ingin adanya sinkronisasi antara Pemerintah Daerah dengan Pemerintah Kecamatan dan Desa. Karena ini sangat penting dalam rangka mendapatkan sasaran yang tepat terhadap kegiatan-kegiatan yang nanti ada dimasyarakat," ucap Abdur. (Ihsan Fahmi)