ADVERTISEMENT

Harga Sembako Naik, Masalah Klasik yang Terus Terulang

Rabu, 6 Maret 2024 06:22 WIB

Share
Sejumlah warga saat mengantre dan membeli beras murah di Taman Segitiga, Johar Baru, Jakarta Pusat, Senin (4/3/2024). Menjelang bulan Ramadhan, Kementerian Perdagangan berkerjasama dengan Dinas Pendistribusian Perdagangan Koperasi Usaha Kecil dan Menengah Provinsi DKI Jakarta menyelenggarakan operasi pasar beras murah sejumlah 1,5 ton beras SPHP, 250 kg beras premium, minyak 60 pcs, gula pcs pada satu titik penyebaran dibawah harga eceran tertinggi (HET) dalam bentuk program Bulog aksi yang merupakan upaya untuk mengamankan harga (siaga) kepada 22 juta penduduk di wilayah Jakarta dan Jawa Barat guna menjaga harga pangan.(Poskota/Ahmad Tri Hawaari)
Sejumlah warga saat mengantre dan membeli beras murah di Taman Segitiga, Johar Baru, Jakarta Pusat, Senin (4/3/2024). Menjelang bulan Ramadhan, Kementerian Perdagangan berkerjasama dengan Dinas Pendistribusian Perdagangan Koperasi Usaha Kecil dan Menengah Provinsi DKI Jakarta menyelenggarakan operasi pasar beras murah sejumlah 1,5 ton beras SPHP, 250 kg beras premium, minyak 60 pcs, gula pcs pada satu titik penyebaran dibawah harga eceran tertinggi (HET) dalam bentuk program Bulog aksi yang merupakan upaya untuk mengamankan harga (siaga) kepada 22 juta penduduk di wilayah Jakarta dan Jawa Barat guna menjaga harga pangan.(Poskota/Ahmad Tri Hawaari)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

MESKIPUN pemerintah belum menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), tetapi dipastikan akan mempengaruhi harga bahan-bahan kebutuhan pokok di pasaran.

Apalagi menjelang Bulan Ramadhan, tentunya kebutuhan pokok terutama telur, bawang, dan cabe akan naik secara drastis, sedangkan daya beli masyarakat sangat minim.

Kemampuan daya beli masyarakat tersebut dengan harga melejit tinggi seharusnya membuat pemerintah menekan harga sembako ini sehingga masyarakat tidak menjerat dengan harga yang terjadi dipasaran. Kenaikan harga pangan ini jadi masalah klasik yang selalu terjadi tiap tahun.

Kenaikan harga sembako memang sudah menjadi tren pada waktu tertentu seperti pada menjelang Ramadan dan Lebaran, serta Natal dan Tahun Baru. Kenaikan ini terjadi lantaran kebutuhan masyarakat yang meningkat, dengan kenaikan sekitar 10-15 persen.

Ditambah lagi semua kebutuhan pangan pokok secara bersamaan naik karena  memang masih ketergantungan kepada impor. Daging sapi karena kita memang bergantung pada Australia, kemudian beras kita juga masih impor, minyak goreng CPO-nya mengikuti harga acuan dunia.

Karena permasalahan ini perlu diselesaikan secara terintegrasi, Intan pun berharap pemerintah menghasilkan kebijakan yang tidak memberatkan rakyat.

Jadi intinya kebutuhan pangan pokok harus bisa ada kemandirian pangan. Dari mulai petani, distribusi sampai dengan retail tingkat akhir itu harus menjadi concern pemerintah untuk tidak membebani rakyat dari harga produksi sampai dengan harga jual di retail akhir.(*)

ADVERTISEMENT

Editor: Febrian Hafizh Muchtamar
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT