Polisi Sebut Perundungan Siswa SMA Binus Karena Tradisi Kelompok

Jumat 01 Mar 2024, 13:53 WIB
Kasat Reskrim Polres Tangsel, AKP Alvino Cahyadi. (Foto: Poskota/Veronica)

Kasat Reskrim Polres Tangsel, AKP Alvino Cahyadi. (Foto: Poskota/Veronica)

TANGERANG, POSKOTA.CO.ID - Kasat Reskrim Polres Tangsel, AKP Alvino Cahyadi mengatakan kasus perundungan SMA Binus Internasional BSD terjadi dengan dalih tradisi untuk bergabung ke suatu kelompok.

"Anak pelaku gantian melakukan kekerasan ke anak korban dalih tradisi tidak tertulis untuk gabung ke suatu kelompok," katanya, Jumat (1/3/2024).

Alvino menjelaskan, aksi perundungan dan kekerasan tersebut terjadi sebanyak dua kali pada 2 Februari 2024 dan 13 Februari 2024.

"Anak korban menceritakan peristiwa yang terjadi pada tanggal 2 ke saudaranya. Kemudian para pelaku tidak terima," ungkapnya. 

Tidak terima karena anak korban menceritakan kejadian pada tanggal 2 Februari 2024 kepada saudaranya, kemudian para pelaku kembali melakukan kekerasan kepada korban.

"13 Februari para pelaku mengetahui anak korban cerita ke sodaranya sehingga anak pelaku yang berjumlah 6 orang gak terima dan terjadi kembali tindak kekerasan pada tanggal tersebut," ungkapnya. 

Dari hasil visum, lanjut Alvino, didapati beberapa luka seperti memar dan bekas sundutan rokok.

"Dari visum ke anak korban didapati luka, pertama memar di leher, lecet di leher, leher bagian belakang sundutan rokok dan tangan kiri luka bakar," pungkasnya. 

Diketahui, penyidik Polres Tangerang Selatan telah menetapkan empat orang tersangka dalam kasus perundungan SMA Binus Internasional BSD. (Veronica Prasetio)

Berita Terkait
News Update