Lantang Soal Suara, Sumbang Soal Beras

Selasa 27 Feb 2024, 06:11 WIB
Ilustrasi beras digenggam seseorang.(Poskota.co.id/Ahmad Tri Hawaari)

Ilustrasi beras digenggam seseorang.(Poskota.co.id/Ahmad Tri Hawaari)

KISRUH pemungutan suara Pemilu 2024, masih berlanjut bahkan berkembang menjadi wacana hak angket untuk mengungkap dugaan adanya kecurangan proses demokrasi. Adalah kubu paslon nomor urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud MD yang menggulirkan wacana soal hak angket itu kepada PDIP dan PPP sebagai partai pendukungnya.

Bak gayung bersambut, ajakan wacana hak angket itu pun ditanggapi positif pihak paslon nomor 1, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar. Tiga partai pengusung AMIN, di antaranya, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Nasdem setuju untuk menggunakan hak angket.

Sebagaimana diketahui, hak angket DPR merupakan hak DPR untuk melakukan penyelidikan terhadap pelaksanaan suatu undang-undang/ kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan hal penting, strategis dan berdampak luas pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa serta bernegara yang diduga bertentangan dengan peraturan undang-undang.

Bagi pihak paslon nomor urut 3 dan 1, hak angket DPR merupakan pilihan untuk mengungakap dugaan kecurangan Pemilu 2024. Meski pun, Prof Mahfud MD yang juga merupakan cawapres Ganjar menyebutkan bahwa hak angket tersebut tidak dapat mengubah hasil Keputusan KPU dan Mahkamah Agung (MA) dalam Pemilu.

Akan tetapi, jalur politik melalui hak angket DPR dikatakan Mahfud dapat memberikan sanksi politik kepada presiden, termasuk pemakzulan atau impeachment.

Di tengah isu maraknya dugaan kecurangan pemilu dan adanya upaya pihak tertentu untuk mengungkap hal tersebut menggunakan berbagai perlawanan, kencangnya jeritan masyarakat bawah akan mahalnya harga beras premium menjadi suara-suara yang kerap kita dengar saban harinya. Mahalnya harga beras, pun terjadi hampir di seluruh daerah.

Bagi banyak pedagang, lonjakan harga beras premium kali ini merupakan tertinggi sepanjang sejarah. Begitupun bagi pembeli, dalam hal ini masyarakat bawah, lonjakan beras tembus Rp18 rbu per kilogram mencekik mengingat banyak kebutuhan lain perlu dibeli untuk rumah tangga.

Ironi, kisruh hingga jeritan lonjakan beras premium di tengah masyarakat tak seseksi jeritan dugaan kecurangan Pemilu 2024 hingga berujung wacana bergulirnya hak angket DPR.

Ke manakah para wakil rakyat, mereka yang nota bene dipilih rakyat, dan saat ini rakyatnya menjerit karena lonjakan harga beras premium. Masih sibukkah mereka dengan  perhitungan suara, hingga, jangankan untuk menggulirkan hak angket beras, bersuara lantang pun hampir tak terdengar.(*)

Berita Terkait
News Update