JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Akademisi sekaligus Pengamat Politik, Rocky Gerung menyebut usulan hak angket merupakan kesempatan bagi PDIP melakukan kampanye untuk Pemilu 2029.
Rocky Gerung menyebut, PDIP harus sudah mulai menanam investasi politik dan investasi moral. Pasalnya, partai berlogo banteng ini harus tumbuh berdasarkan perintah sejarah.
"Kalau partai-partai lain merupakan partai yang sedikit pragmatis dan dibuat setelah orde baru atau setelah reformasi," katanya dikutip Poskota dari kanal YouTube Rocky Gerung Official, Sabtu (24/2/2024).
Sementara PDIP, kata Rocky, merupakan partai yang berakar kuat di dalam PNI Bung Karno. Sehingga, PDIP harus sadar betul jika hak angket bukan hanya sekedar untuk mengusung hasil pemilu yang diduga dicurangi.
"Tapi ini hak untuk memulihkan martabat dignity yang dirusak oleh Jokowi," kata dia.
Rocky menganggap jika Jokowi telah merusak PDIP, merusak demokrasi, dan merusak sejarah Indonesia yang dipastikan berakar pada pikiran-pikiran Bung Karno.
"Jadi saya kira, ini sebetulnya mengkompori PDIP tapi bukan mengkompri pragmatis, namun ini kompor historis. Supaya PDIP keukeuh masuk parlemen dengan posisi hak angket dan dalil yang kuat," kata dia.
Sebab, sambung Rocky, hak angket bukan hanya mengklaim kuantitatif hasil pemilu, tapi klaim kualititif terhadap ide demokrasi yang diporak-porandakan oleh Jokowi selaku kader PDIP.
"Beda kalau Jokowi memporak-porandakan Gerindra atau Golkar, tapi ini memporak-porandakan partainya sendiri. Ngamuk di rumahnya sendiri dan menghendaki PDIP tidak tumbuh," katanya.
Menurut Rocky, Jokowi bermimpi untuk bisa memimpin PDIP. Namun Megawati melihat hal itu tidak mungkin terjadi karena dasarnya tetap akan ada feodalisme.
Sebab, di dalam PDIP itu ada hereditas atau pewarisan dari DNA Soekarno dalam menjalankan politiknya.