ADVERTISEMENT

Obrolan Warteg: Masa Depan Milik Bersama

Rabu, 21 Februari 2024 05:03 WIB

Share
Obrolan Warteg.(Poskota)
Obrolan Warteg.(Poskota)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADA kalimat motivasi membangun kebersamaan, bunyinya seperti ini: Masa lalumu adalah milikmu, masa laluku adalah milikku. Masa depan adalah milik kita berdua.

“Itu sih motivasi untuk membangun pasangan agar masing-masing tidak mempersoalkan masa lalu. Lupakan masa lalu, yang penting ke depan adalah milik kita berdua membangun mahligai rumah tangga,” kata Heri mengawali obrolan warteg bersama sohibnya, Mas Bro dan Yudi.

“Itu, sih, pengalaman pribadi kali karena masa lalu yang buruk dalam dunia percintaan. Untuk menutupinya, makanya kepada pasangan bilang lupakan masa lalu,” sindir Yudi.

“Loh ini bukan soal menutupi keburukan masa lalu.Semua orang mempunyai masa lalunya sendiri-sendiri. Lantas buat apa kita mempersoalkan masa lalunya, yang kita tidak ikut serta di dalamnya,” kata Heri.

“Betul juga. Lagi pula belum tentu, masa lalunya buruk seperti dibicarakan banyak orang. Boleh jadi mereka yang membicarakan karena merasa iri atau tidak senang atau pernah ada sengketa,” kata Mas Bro.

“Artinya harus bijak menyikapi masa lalu seseorang. Kita pun punya masa lalu, yang boleh jadi lebih buruk dari orang lain,” kata Heri.

“Jadi kita harus saling menghargai masa lalu. Biarlah masa lalunya menjadi miliknya, masa lalu saya menjadi milik saya pribadi,” kata mas Bro.

“Iya, sih. Kalau punya masa lalu buruk itu dulu, sudah berlalu. Yang penting sekarang bagus, terpuji,” kata Yudi.

“Jadi, pilih yang mana, masa lalu bagus, sekarang buruk atau masa sekarang bagus, meski masa lalunya buruk?” tanya Heri.

“Ya kalau saya pilih masa sekarang. Kita menjalani kehidupan di masa sekarang, bukan masa lalu,” celetuk Ayu Bahari, pedagang warteg.

Halaman

ADVERTISEMENT

Editor: Febrian Hafizh Muchtamar
Sumber: -
Berita Terkait

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT