ADVERTISEMENT

64 Orang Tewas dalam Penyergapan Akibat Perselisihan Suku di Papua Nugini

Senin, 19 Februari 2024 18:36 WIB

Share
Ilustrasi Senapan. (Foto/Unsplash)
Ilustrasi Senapan. (Foto/Unsplash)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID- Dilaporkan terdapat 64 orang tewas dalam penyergapan yang terjadi di wilayah Dataran Tinggi terpencil Papua Nugini. 

Melansir BBCNews, para korban ditembak mati saat terjadinya perselisihan suku di Provinsi Engga pada akhir pekan kemarin.

Penjabat Polisi Kerajaan Papua Nugini, George Kakas mengatakan, polisi telah memulai mengumpulkan para jenazah di lokasi kejadian yang berada dekat Kota Wabag. 

“Ini adalah pembunuhan terbesar yang pernah saya lihat di Enga, mungkin juga di seluruh Dataran Tinggi,” kata George Kakas dikutip BBCNews, (Senin(19/2/2024).

Masuknya pemasok senjata api ilegal di Papua Nugini membuat timbulnya sejumlah bentrokan yang memicu kekerasan dan mematikan di wilayah tersebut.

Bentrok yang terjadi ini kerap kali disebabkan oleh  meningkatnya konflik antar suku, yakni mengenai perselisihan pembagian tanah dan kekayaan.

Untuk itu, pihak kepolisian  telah memberlakukan jam malam dan pembatasan perjalanan di Enga sejak tiga bulan lalu.

Gubernur Peter Ipatas mengungkapkan bahwa terdapat tanda-tanda akan terjadinya pertempuran menjelang penyergapan.

Bukan tanpa sebab, telah ada 17 suku yang terlibat dalam eskalasi terbaru, sehingga dapat bergantung pada pasukan keamanan dalam menjaga perdamaian.

“Dari perspektif provinsi, kami tahu pertarungan ini akan terus berlanjut dan kami [memperingatkan] pasukan keamanan minggu lalu untuk memastikan mereka mengambil tindakan yang tepat untuk memastikan hal ini tidak terjadi.” ujar Peter.

Halaman

ADVERTISEMENT

Reporter: Ashley Angelina Kaesang
Editor: Ashley Angelina Kaesang
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT