ADVERTISEMENT

Indop: Politik Merangkul

Jumat, 16 Februari 2024 09:44 WIB

Share
Debat capres terakhir.(Poskota.co.id/Ahmad Tri Hawaari)
Debat capres terakhir.(Poskota.co.id/Ahmad Tri Hawaari)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Bung Hatta pernah berpesan: “Jatuh bangunnya negara ini, sangat tergantung dari bangsa ini sendiri. Makin pudar persatuan dan kepedulian, Indonesia hanyalah sekadar nama dan gambar seuntaian pulau di peta.”

Pesan ini penuh makna. Bukan pula hanya untuk masanya, tetapi akan tetap aktual untuk sepanjang masa, dalam konteks kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara.

Pascapilpres, menyongsong pemerintahan baru hasil pemilu, pesan ini menjadi sangat relevan.

Poin penting dari pesan Mohammad Hatta, wakil presiden pertama Republik Indonesia ini, yakni bagaimana kita terus menjaga persatuan dan kepedulian.

Persatuan berarti bersatunya beragam corak – beraneka ragam latar belakang menjadi satu kesatuan yang utuh.

Persatuan bangsa Indonesia adalah menyatunya beragam komponen bangsa tanpa mempersoalkan latar belakang agama, suku, daerah, golongan, adat dan budaya serta status sosial ekonominya.

Di era kini, masih di tahun politik, adalah persatuan dan kebersamaan membangun bangsa, tanpa membedakan beda dukungan dan pilihan politik pada pilpres dan pileg yang baru saja selesai digelar.

Persatuan merupakan wujud dari bersatunya macam-macam corak yang beraneka ragam perbedaan pilihan dan latar belakang, termasuk perbedaan pilihan politik, menjadi satu kebulatan yang utuh dan serasi.
Sementara yang dimaksud kepedulian adalah sikap memperhatikan, proaktif, adanya keberpihakan terhadap kondisi yang terjadi di lingkungan sekitarnya.

Peduli kepada nilai-nilai persatuan menjadi penting ditanamkan sejak dini  kepada generasi era kini, melalui keteladanan para elite politik. Ini untuk menciptakan pemahaman bahwa keberagaman bangsa kita sebuah keniscayaan yang tak perlu lagi diperdebatkan, apalagi dipertentangkan.

Keberagamaan hendaknya kita maknai sebagai berkah, bukan dijadikan pemicu masalah. Keberagamaan ini sebuah kekayaan tak ternilai harganya, di mana dunia telah mengakuinya.

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT