Obrolan Warteg: Tahun Mengejar Impian

Esok hari, Sabtu (10/2/2024) merupakan Tahun Baru China atau disebut Imlek. Dalam zodiak China, tahun 2024 ini disebut sebagai tahun Naga Kayu atau Wood Dragon.

Tahun Naga Kayu 2024 disebut istimewa karena merupakan kombinasi langka antara kekuatan naga dan kreativitas kayu. 

Naga melambangkan kekuatan, keberuntungan, kehormatan dan kesuksesan. Naga juga sangat percaya diri, tidak takut tantangan, dan bersedia mengambil risiko.

Kayu melambangkan kreativitas, vitalitas, kelenturan dan pertumbuhan. Kayu mewakili gagasan untuk menjadi lebih besar dan menyesuaikan diri dengan situasi baru.

Di tahun Naga Kayu ini akan membawa perubahan, peluang dan tantangan. Disebut pula sebagai tahun inovasi, visi dan pertumbuhan.Tahun untuk mengejar impian.

“Cocok dengan suasana tahun politik. Pemilu sebagai sarana mengejar impian,” kata Heri mengawali obrolan warteg bersama sohibnya, mas Bro dan Yudi.

“Betul,  melalui pemilu, para kontestan ingin meraih cita – citanya, meraih kemenangan untuk menuju Senayan dan Istana,” tambah Yudi.

“Jika disebut akan membawa perubahan, cocok juga. Kalau perubahan dalam artian akan terjadi pergantian kepemimpinan nasional, tidak terbantahkan. Siapa pun pasangan capres – cawapres yang terpilih,” kata mas Bro.

“Jika disebut akan membawa peluang, ketiga pasangan capres – cawapres sama – sama memiliki peluang untuk dipilih. Bahwa di balik peluang, terdapat tantangan, jelas karena ke depan tantangan semakin berat,” tambah Yudi.

“Semua caleg juga memiliki peluang yang sama untuk dipilih menjadi wakil rakyat, baik di DPR, DPD, maupun DPRD. Tinggal bagaimana masing – masing memanfaatkan peluang tersebut,” jelas mas Bro.

“Kita – kita ini sebagai rakyat, juga memiliki peluang yang sama untuk mengejar impian di tahun Naga Kayu ini. Apa yang kalian impikan?,”kata Heri.

“Semoga impian kami tercapai tahun ini. Hidup lebih sejahtera, lebih berharga dan berguna bagi sesama,” kata Yudi.

“Bagus impian yang ingin kamu kejar. Bukan hanya mengejar kesejateraan , berkecukupan, tetapi menjadi manusia yang lebih bermanfaat,” kata Yudi.

“Tak sedikit yang hidupnya sejahtera, berlimpah harta, berkemampuan, tetapi kurang memberi manfaat kepada masyarakat,” tambah Heri.

“Betul. Kita menyaksikan banyak orang – orang hebat, tetapi belum tentu bermanfaat, jika kehebatan yang dimiliki hanya untuk kepentingan diri sendiri,” sela mas Bro.

”Di era sekarang ini, tindakan yang mementingkan diri sendiri dan masing–masing kelompoknya harus dihilangkan, diganti dengan semangat kebersamaan dan kegotong royongan, besinergi membangun negeri menuju tata kehidupan baru.” (Joko Lestari)