JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Mantan Presiden Mahasiswa Universitas Trisaksti, Fauzan Raisal Misri menyoroti aksi unjuk rasa (Unras) mahasiswa yang membawa narasi pemakzulan pemerintahan Presiden Joko Widodo.
Dirinya mempertanyakan aksi unjuk rasa oleh teman-teman mahasiswa yang baru dilakukan kemarin.
"Kenapa baru dijalankan sekarang? Apakah aksi ini murni dari hati mahasiwa atau adakah kekuatan politik tertentu di belakangnya?," kata Fauzan dihubungi Kamis, 8 Februari 2024.
Fauzan justru melihat fenomena aksi unjuk rasa yang dilakukan sejumlah mahasiswa dari berbagai Universitas di Jakarta tersebut aneh.
Keanehan itu terjadi lantaran beberapa waktu lalu ada sebuah gerakan-gerakan dari para guru besar dan civitas akademika tentang keprihatinannya terhadap kondisi demokrasi.
Lalu pada minggu ini ada gerakan mahasiwa yang aksi turun ke jalan dan menyerukan pemakzulan terhadap presiden jokowi. Apalagi unras dilakukan menjelang pemilu.
"Cukup aneh sebuah gerakan ini muncul di waktu yang beberapa hari lagi kita akan menghadapi pesta demokrasi pemilhan umum," papar Fauzan.
Meski begitu, Fauzan tetap mengapresiasi teman-teman mahasiswa yang mau turun ke jalan untuk menyuarakan pendapat dan kegelisahan.
Aksi unjuk rasa yang dilakukan sejumlah mahasiswa dari berbagai Universitas di Jakarta menuntut pemakzulan Jokowi tersebut juga banyak disoroti masyarakat.
Pemilik warung kopi Mbah Uti, Bayu Putra menyampaikan, aksi unras yang dilakukan sejumlah mahasiswa dari berbagai civitas akademika tersebut perlu diapresiasi tinggi. Meski Bayu menyayangkan kenapa baru sekarang dilakukan.
"Kenapa unjuk rasa justru dilakukan mendekati pemilu. Keresahan atau isu yang dibawa oleh teman-teman mahasiswa kan memang sudah terjadi sejak lama, bukan baru sekarang-sekarang," katanya.
Pria asal Malang ini beranggapan jika aksi unras yang dilakukan teman-teman mahasiswa tak luput dari dorongan kekuatan politik tertentu di belakangnya.
"Aku gak tau siapa itu di belakangnya. Tapi yang jelas aksi ini pasti ada yang mendorong," katanya.
"Loh isu yang dibawa teman-teman mahasiswa itu kan bukan hanya soal dugaan kecurangan pemilu, tapi banyak isu lain seperti kerusakan lingkungan akibat pembangunan dan lain-lain yang sudah terjadi sejak lama," sambungnya.
Meski begitu, Bayu berujar jika memang ingin melakukan pemakzulan terhadap pemerintah, seharusnya dilakukan konsolidasi untuk memikirkan siapa pengganti Presiden, termasuk jajaran di bawahnya.
"Kalau jaman orba, mahasiwa kan fokus melengserkan Soeharto. Nah jika pemakzulan itu terjadi, harus dipikirin juga siapa jajaran di bawah Presiden yang tepat untuk dapat duduk mewakili suara rakyat," tukasnya.
Sebelumnya, mahasiswa dari berbagai Universitas turun ke jalan dengan cara long march atau berjalan kaki dari Grogol menuju Harmoni, Jakarta Pusat untuk melakukan aksi unjuk rasa pada Rabu, 7 Februari 2024.
Dalam aksi unjuk rasa itu, mahasiswa membawa setidaknya 10 tuntutan diantaranya pemilu curang, KKN, konflik agraria, monopoli sumber daya alam, kerusakan lingkungan.
Kemudian soal pendidikan, kesehatan yang mahal, kebebasan sipil, keadilan ekonomi dan gender, hingga produk hukum yang bermasalah.