Karyawan di Tangerang Ditemukan Tewas Tergantung di Dalam Indekost Hanya Karena Hal Ini

Senin 05 Feb 2024, 14:29 WIB
Pihak kepolisisan memasang galis polosi di tempat kejasian perkara (TKP) kasus bunuh diri seorang karyawan di Jalan Tembaga Raya, Kelurahan Bencongan, Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang, pada Senin (4/2/2024)

Pihak kepolisisan memasang galis polosi di tempat kejasian perkara (TKP) kasus bunuh diri seorang karyawan di Jalan Tembaga Raya, Kelurahan Bencongan, Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang, pada Senin (4/2/2024)

TANGERANG, POSKOTA.CO.ID - Seorang pria ditemukan tewas gantung diri di dalam indekostnya Jalan Tembaga Raya, Kelurahan Bencongan, Kecamatan Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang.

Jasad pria yang diketahui bekerja sebagai karyawan ini, berinisial GS (26), ditemukan oleh kekasihnya dengan kondisi sudah tergantung tak bernyawa, sehingga dari kejadian tersebut sempat menggegerkan warga sekitar.

Menurut keterangan dari Kasie Humas Polres Tangerang Selatan (Tangsel) Iptu Wendi Afrianto mengatakan, berdasarkan hasil pemeriksaan, korban sempat cekcok dengan kekasihnya sebelum ditemukan tewas gantung diri. 

"Jadi, pada malam hari itu keduanya cekcok, lalu si korban ini langsung masuk begitu saja ke kosannya," kata Iptu Wendi, Senin (5/2/2024).

Usai ceksok, mereka pun berpisah, dimana kekasih korban langsung meninggalkan area kosan kekasihnya tersebut, saat itu.

"Melihat hal itu, kekasihnya pun turut pergi meninggalkan area kosan," kata Iptu Wendi, Senin (5/2/2024).

Kemudian, kekasih korban yang diantar rekannya mendatangi indekos tersebut, untuk mengambil barang. Namun, ia mendapati pintu kosan korban tidak terkunci. 

"Kekasih korban ini menuju kamar kosan dan membuka pintu yang tidak terkunci. Ia menemukan korban berdiri di depan jendela dalam keadaan sudah tidak bernyawa. Ia pun langsung berteriak histeris dan meminta tolong pada warga," ujarnya. 

Hasil visum sementara dari RSUD Kabupaten Tangerang, tidak ditemukan adanya tanda tanda kekerasan lain pada tubuh korban. Pihak keluarga korban pun menerima kejadian ini sebagai musibah. 

"Keluarga tidak bersedia dilakukan otopsi serta membuat pernuataan tidak menuntut pihak mana pun di kemudian harinya," imbuhnya. (Veronica Prasetio)

News Update