JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Beredarnya rumor Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy akan memecat panglima tertinggi Ukraina Valerii Zaluzhnyi, semakin memperlihatkan perpecahan di dalam kepemimpin tertinggi di negara yang masih terus berperang melawan Rusia tersebut.
Melansir The Associated Press (AP), Kamis (1/2/2024)), kantor Presiden Zelenskyy dan Kementerian Pertahanan membantah rumor tersebut. Zaluzhnyi diketahui masih mempertahankan jabatannya sebagai komandan tertinggi di Ukraina.
Seorang pejabat Ukraina di Eropa yang tidak ingin disebutkan namanya mengatakan, Presiden Zelenskyy bertemu dengan Zaluzhnyi dalam suatu pertemuan pada Senin (29/1/2024).
Presiden Zelenskyy mengatakan kepada Zaluzhnyi bahwa panglima tersebut harus mengundurkan diri jika mereka tidak menemukan solusi bersama atas isu-isu utama, terutama dalam menghadapi perang dengan Rusia.
Kemudian, pejabat tersebut mengatakan bahwa ketegangan antara kedua orang itu meningkat dan Zaluzhnyi menyatakan tidak akan meninggalkan jabatannya secara sukarela.
Laporan-laporan mengenai kemungkinan pemecatan Zaluzhnyi pun semakin mencuat dan membuat sebagian warga Ukraina meyakini kabar tersebut.
Media Mirror of the Week Ukraina pada Senin mengutip sumber-sumber tidak dikenal melaporkan bahwa Zelenskyy telah meminta sang jenderal untuk mundur. Laporan itu juga mengatakan, Zaluzhny ditawari sebagai penasihat, tetapi ia menolaknya.
"Zelensky memiliki hak untuk menyingkirkan Zaluzhnyi. Namun ia harus memiliki alasan yang sangat kuat untuk itu, sebuah penjelasan yang sangat baik yang dapat dimengerti oleh warga Ukraina," kata direktur riset di Democratic Initiatives Foundation, Oleksii Haran.
"Kita tahu bahwa jika Zaluzhnyi dipecat sekarang, itu akan digunakan oleh propaganda Rusia, itu akan digunakan oleh kekuatan-kekuatan, termasuk mereka yang berada di dalam Amerika Serikat, yang menunda pasokan senjata ke Ukraina. Jadi ini tidak akan menjadi hal yang baik," lanjut Haran.
Juru bicara Putin, Dmitry Peskov, mengatakan kepada para wartawan bahwa Rusia tentu saja mengikuti berita tentang Zaluzhnyi.
"Satu hal yang jelas, Rezim Kyiv memiliki banyak masalah, semuanya salah di sana. Hal ini sudah jelas,” kata Peskov.
"Jelas bahwa serangan balasan yang gagal dan masalah di garis depan telah menyebabkan meningkatnya konflik, baik di kalangan militer maupun elit sipil," lanjutnya.
Peskov memperkirakan bahwa konflik ini akan berkembang karena operasi militer Rusia terus berlanjut dengan sukses.