Kataib Hizbullah Tangguhkan Operasi Militer Terhadap AS Agar Tak Permalukan Pemerintah Irak

Rabu 31 Jan 2024, 11:29 WIB
Kataib Hizbullah Tangguhkan Operasi  Militer Terhadap AS Agar Tak Permalukan Pemerintah Irak (Foto: Reuters)

Kataib Hizbullah Tangguhkan Operasi Militer Terhadap AS Agar Tak Permalukan Pemerintah Irak (Foto: Reuters)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Kelompok bersenjata Irak, Kataib Hizbullah, mengumumkan penangguhan semua operasi militernya terhadap pasukan Amerika Serikat (AS) untuk mencegah sikap yang mempermalukan pemerintah Irak, Selasa (30/1/2024).

"Ketika kami mengumumkan penangguhan operasi militer dan keamanan terhadap pasukan pendudukan - untuk mencegah mempermalukan pemerintah Irak - kami akan terus membela rakyat kami di Gaza dengan cara lain," kata Sekretaris Jenderal Hizbullah, Abu Hussein al-Hamidawi, dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Reuters pada Rabu (31/1/2024).

Penangguhan tersebut juga merujuk kepada tewasnya tiga tentara AS tewas pada Minggu (28/1/2024) karena serangan drone yang diduga milik Hizbullah, menurut Departemen Pertahanan Amerika Serikat, Pentagon.

Kataib Hizbullah diketahui sebagai faksi bersenjata elit paling kuat dalam perlawanan Islam di Irak yang bersekutu dengan Iran. Kelompok Syiah garis keras ini diklaim telah melempar 150 serangan terhadap pasukan AS sejak perang Israel-Hamas di Gaza dimulai pada Oktober 2023 lalu.

Keputusan Hibullah yang bertekad menangguhkan perlawanannya terhadap pasukan AS di Irak ini menyusul upaya perdana menteri Irak selama berhari-hari, yang mencoba untuk mencegah eskalasi baru setelah serangan Yordania. 

"Perdana Menteri Mohammed Shia Al-Sudani telah bekerja keras dalam beberapa hari terakhir, terlibat dengan semua pihak yang relevan di dalam dan di luar Irak," kata penasihat urusan luar negeri Hizbullah, Farhad Alaadin dalam sebuah wawancara.

“Semua pihak perlu mendukung upaya perdana menteri untuk mencegah eskalasi yang mungkin terjadi,” tambahnya.

Kataib Hizbullah juga mengatakan bahwa adanya ketidaksepakatan dengan para sekutu dalam serangan-serangannya. Mitra-mitra  dalam poros perlawanan disebut-sebut sering keberatan dengan tekanan dan eskalasi terhadap pasukan pendudukan AS di Irak dan Suriah.

Sementara itu, Iran membantah terlibat dalam serangan-serangan yang dilakukan oleh kelompok-kelompok di Irak.

Irak sendiri mengutuk serangan-serangan tersebut dan juga mengatakan bahwa eskalasi regional akan terus berlanjut selama perang Gaza masih berlangsung.

Berita Terkait
News Update