Menlu RI 'Walk Out' di PBB, Ini Penjelasan Juru Bicara Kemlu

Kamis 25 Jan 2024, 14:47 WIB
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi (kanan) duduk bersebelahan dengan Menlu Palestina Riyad al-Maliki (kiri), saat Debat Terbuka terkait "Krisis Palestina-Israel", Selasa (23/1/2024) di Markas PBB, New York, Amerika Serikat. (Foto:Kemlu RI/Ist)

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi (kanan) duduk bersebelahan dengan Menlu Palestina Riyad al-Maliki (kiri), saat Debat Terbuka terkait "Krisis Palestina-Israel", Selasa (23/1/2024) di Markas PBB, New York, Amerika Serikat. (Foto:Kemlu RI/Ist)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID – Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Lalu Muhammad Iqbal memberikan penjelasan, terkait Menteri Retno Marsudi dikabarkan 'walk out' di Markas PBB.

Sebelumnya, beredar video Menlu dan delegasi RI keluar ruangan saat “Debat Terbuka” mengenai perang di Gaza, di New York, Amerika Serikat, Selasa (23/1/2024).​

Iqbal mengatakan, Menlu Retno dan sejumlah negara Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), keluar ruangan saat Wakil Tetap (Watap) Israel, Gilad Erdan menyampaikan pernyataan. Hal itu pun terjadi saat Retno menyampaikan pernyataan. 

“Watap Israel tidak berada di ruangan saat Indonesia dan sejumlah negara OKI menyampaikan pernyataan. Sebaliknya, delegasi Indonesia dan sejumlah negara OKI juga tidak berada di ruangan saat Watap Israel menyampaikan pernyataan,” kata Iqbal dalam pesan singkat kepada wartawan, Kamis (25/1/2024). 

Debat Terbuka terkait Krisis Palestina-Israel, Selasa (23/1/2024) di Markas Besar PBB, New York, AS, dibuka oleh Sekretaris Jenderal Antonio Guterres. Watap Israel, Gilad Erdan menyampaikan pernyataan setelah pernyataan Palestina, yang disampaikan langsung Menlu Riyad al-Maliki. 

Menlu Retno Marsudi menyampaikan pernyataan nasional terkait krisis Palestina-Israel, setelah penyampaian dari perwakilan Norwegia. Dalam debat terbuka tersebut Menlu RI menekan tiga hal, diantaranya pentingnya terciptanya gencatan senjata segera dan permanen.

“Kedua, Palestina harus segera diterima sebagai anggota penuh PBB dan ketiga, menghentikan pasokan senjata ke Israel. Setiap senjata yang dikirim ke Israel dapat digunakan untuk membunuh rakyat sipil yang tidak bersalah,” kata Retno dalam konferensi pers yang digelar usai pertemuan. 

Berita Terkait

News Update