Praktik Pertambangan Ilegal Hingga Pembalakan Liar Masih Marak, Mahfud MD Beberkan Penyebabnya

Senin 22 Jan 2024, 15:12 WIB
Debat Cawapres, Ahmad Tri Hawaari

Debat Cawapres, Ahmad Tri Hawaari

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Praktik pertambangan ilegal hingga pembalakan liar di Indonesia masih marak terjadi.

Hal itu diungkapkan Calon Wakil Presiden (Cawapres) Mahfud MD menanggapi pertanyaan panelis dalam debat keempat Cawapres di Senayan, Jakarta Pusat, Minggu (21/1/2024).

Awalnya Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan HAM itu menyebut jika untuk mengatasi masalah tersebut harus dari hulu ke hilir. Salah satunya yakni keterbukaan informasi.

Mahfud kemudian membeberkan jika dirinya mempunyai pengalaman soal pertambangan ilegal hingga pembalakan liar yang terjadi saat sidang.

"Informasinya tertutup, siapa yang punya lahan ilegal di sebelah sana. Ketika dibuat daftar, gak ada di dalam daftar, sementara ada masyarakat yang punya data," kata Mahfud MD.

"Ketika ditanyakan baru ditunjukkan, jadi penyelesaiannya gak bisa secara menyeluruh, karena kemudian atas nama keterbukaan informasi publik, mereka katakan ini rahasia," sambungnya.

Mahfud MD menilai alih-alih rahasia karena bukan untuk dikonsumsi oleh publik, dirinya menilai justru hal tersebut malah menjadi aneh dan menimbulkan pertanyaan.

Menurutnya, data tersebut harus dibuka secara transparan, pasalnya menyangkut perampasan tanah rakyat hingga penyerobotan lahan.

"Setelah diselidiki-selidiki, apa yang terjadi? didalam analisis, wah itu memang permainannya buruk, sehingga selalu disembunyikan-sembunyikan Kalau baru orang tahu, dikeluarkan satu-satu, tidak ada penyelesaian yang menyeluruh," tukasnya.

Karena itu Mahfud menilai keterbukaan informasi menjadi sangat penting dalam memberantas praktik pertambangan ilegal hingga pembalakan liar.

"Oleh sebab itu, ini menjadi penting bagi kita, keterbukaan, keterbukaan informasi tentang data-data. Kalau kita ingin menyelesaikan, data itu menjadi basis untuk penyeselaian," pungkasnya. (Pandi)

Berita Terkait

News Update