ADVERTISEMENT

PDIP Minta Prabowo Ralat Ucapan Alutsista Era Bung Karno Bekas

Selasa, 9 Januari 2024 08:26 WIB

Share
Prabowo Subianto. Foto: Poskota/Ahmad Tri Hawaari
Prabowo Subianto. Foto: Poskota/Ahmad Tri Hawaari

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) meminta Capres nomor urut dua Prabowo Subianto meralat pernyataannya mengenai alat utama sistem senjata (alutsista) era Presiden Pertama Soekarno banyak yang bekas.

Menurut Hasto, alutsista era Bung Karno menggunakan yang baru dan penggunaannya banyak membantu negara lain merdeka atau melawan penjajahan.

Hal itu disampaikan Hasto dalam konferensi pers yang didampingi Ketua DPP Bidang Luar Negeri PDIP Ahmad Basarah di Kantor DPP PDIP, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (8/1/2024).

"Jadi, tidak ada yang bekas, sehingga kami harapkan Pak Prabowo melakukan koreksi atas pernyataannya tadi malam," kata Hasto.

Dosen Universitas Pertahanan (Unhan) RI ini menyampaikan, pada masa Bung Karno, Indonesia memiliki alutsista yang luar biasa, dan mampu menjalankan misi-misi pembangunan.

"Apa yang disampaikan Pak Prabowo bahwa peralatan-peralatan, alat-alat kita itu adalah bekas, itu tidak benar. Kita tahu bahwa saat itu kita belum lama merdeka. Lalu pada 1955, kita sudah mengadakan Konferensi Asia Afrika dan Gerakan Non Blok," kata Hasto.

Politisi asal Yogyakarta ini melanjutkan, pada masa Bung Karno yang nantinya dilanjutkan Ganjar-Mahfud, Proklamator RI itu membangun kekuatan pertahanan berdasarkan kesadaran geopolitik, atas cara pandang geopolitik, dan melihat kondisi geografis nasional yang muncul dari keterlibatan kita, dan memperjuangkan perjuangan kepentingan nasional yang saat itu diwarnai dengan integrasi Irian Barat dan Papua, sebagai wilayah pertiwi.

Selain itu, Hasto menambahkan Indonesia bahkan mengirimkan kapal selam kelas Whiskey yang membantu Pakistan berhadapan dengan kolonialisme Inggris.

"Kita kirim kapal selam kelas Whiskey mengapa? Karena Bapak Bangsa Pakistan Muhammad Ali Jinnah itu membantu Indonesia dengan resolusi jihad pada 10 November 1945, begitu banyak pasukan-pasukan dari Gurgha yang kemudian mendukung Indonesia lewat seruan Bapak Bangsa Pakistan tersebut sehingga kita memberikan sumbangsih, maka Bung Karno mendapat gelar pendekar dan pembebas bangsa Islam," kata Hasto.

Hasto juga menjelaskan alutsista baru yang digunakan Bung Karno, misalnya seperti dari Yugoslavia. Alutsista tersebut bahkan dikirimkan Bung Karno untuk membantu Aljazair mendapatkan kemerdekaannya sebagai negara.

Halaman

ADVERTISEMENT

Reporter: Rizal Siregar
Editor: Rendra Saputra
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT