TANGGAL 14 Februari 2024, Indonesia akan mencatatkan sejarah baru memilih pemimpin untuk jangka waktu 5 tahun kedepan.
Rakyat dan semua pihak berharap Presiden dan Wakil Presiden yang terpilih bisa memajukan dan mensejahterakan rakyat dan bangsa-nya.
Publik menilai banyak keuntungan bagi Indonesia jika pemilihan presiden (Pilpres) berlangsung dalam satu putaran.
Pertama, dari segi perekonomian, pemerintah dapat menghemat anggaran negara sebesar Rp17 triliun untuk KPU dan Rp10 triliun untuk pendukung keamanan serta biaya-biaya lainnya.
Anggaran tersebut lebih bermanfaat jika dialokasikan untuk kebutuhan lain seperti Bantuan sosial (bansos) yang langsung bermanfaat bagi masyarakat. Karena itu semakin cepat presiden dan wakil presiden terpilih, maka stabilitas ekonomi akan cepat terjaga.
Terlebih, stabilitas politik sangat penting untuk menjaga iklim usaha yang baik.
Dengan berbagai keuntungan tersebut, diyakini program pemerintahan Presiden Joko Widodo dapat segera dilanjutkan sehingga menciptakan kontinuitas dalam perekonomian dan pembangunan nasional.
Saat ini, baik pengusaha dalam dan luar negeri masih menunggu sambil mencermati dinamika Pilpres yang berlangsung.
Investor asing tengah memarkirkan uangnya di luar negeri, baik disimpan, atau sudah digelontorkan ke negara lain.
Artinya, ada potential loss atau risiko timbulnya kerugian yang terjadi.
Lagipula, kepastian mengenai sosok presiden baru sangat baik untuk investasi di dalam negeri.
Hal ini akan membuat investor yakin masuk ke Indonesia, terutama untuk investor sektor riil dan penanaman modal dari luar negeri.
Karena itu, semua paslon pasti menginginkan kemenangan satu putaran.
Namun hal tersebut sangat berat karena ketiga calon saling jegal untuk merebut suara rakyat.
Bahkan ada yang meminta kebijakan pembagian bantuan sosial (bansos) dihentikan sementara sampai Pilpres 2024 selesai.
Mereka beralasan, dikhawatirkan pembagian bansos jelang pemilu dimanfaatkan untuk keperluan menaikkan elektabilitas alias tingkat keterpilihan paslon presiden dan wakil presiden tertentu.
Beradu gagasan untuk memajukan bangsa ini sangat diperlukan untuk mengetahui bagaimana sosok capres yang diusung untuk memakmurkan rakyatnya.
Tapi jika sudah menyangkut bansos dihentikan tidak elok diusulkan partai apalagi datang dari partai wong cilik.
Bansos lima tahun lalu saat pilpres tetap berlangsung tanpa hambatan karena mau tidak mau memang itu lah yang dibutuhkan masyarakat kita. Karena mereka sudah terbiasa menerima bantuan apa lagi bagi masyarakat miskin.
Karena itu, jangan tanyakan kepada rakyat miskin siapa yang akan dipilihnya, tapi tunjukkan kepada mereka bagaimana untuk bisa menghidupi keluarganya besok, lusa dan yang akan datang.
Karena wong cilik juga generasi penerus bangsa ini. (*)