JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengaku sakit hati atas kabar duka seorang warga AS, Gadi Haggai yang diduga telah terbunuh oleh kelompok militan Hamas pada 7 Oktober lalu saat menyerang Israel.
Melansir Reuters, Sabtu (23/12/2023), Haggai merupakan seorang pria Israel-Amerika (73) yang sebelumnya diperkirakan telah disandera bersama istrinya, Judith Weinstein dalam serangan Hamas pada Oktober lalu.
Sebuah kelompok yang mewakili keluarga para sandera mengatakan sebelumnya pada hari Jumat bahwa Haggai meninggal dalam tahanan.
"Jill (istri Biden) dan saya sangat sedih dengan berita bahwa warga Amerika Gadi Haggai kini diyakini telah dibunuh oleh Hamas pada 7 Oktober. Kami terus berdoa untuk kesejahteraan dan kembalinya istrinya, Judy, dengan selamat," kata presiden AS dalam sebuah pernyataan yang dirilis oleh Gedung Putih, Jumat (22/12/2023).
Menurut media Israel Haaretz, istri Haggai masih disandera di Gaza. Kendati, pernyataan Biden tidak memberi informasi secara terperinci tentang hal yang terjadi pada Haggai.
"Haggai akan dikenang sebagai orang yang berbakat, dengan kecerdasan yang tajam dan kecintaannya pada alat musik tiup. Dia adalah seorang koki berbakat, dan bersama istrinya, Judi, dia menjalani gaya hidup yang sehat dan aktif," kata keluarganya dalam sebuah pernyataan yang dikutip oleh Haaretz.
"Kami berduka atas kehilangan ayah dan kakek kami, dan kami terus berharap dan berdoa agar jasadnya dikembalikan kepada kami dan Judi masih hidup dan kami akan segera berkumpul kembali," lanjut pernyataan tersebut.
Menghimpun beberapa sumber informasi, sebuah komite yang ditunjuk oleh pemerintah Israel telah menyatakan bahwa beberapa sandera telah meninggal secara in absentia.
Hamas secara umum tidak mengkonfirmasi laporan-laporan tersebut, namun memperingatkan bahwa"waktu hampir habis bagi para sandera karena perang militan Palestina dengan Israel telah memasuki minggu ke-12.
Berdasarkan penghitungan resmi Israel, 129 orang masih ditahan di Gaza, sebanyak 22 orang di antaranya tewas, kata pemerintah Israel. Forum Sandera dan Keluarga yang Hilang mengatakan bahwa antara lima hingga 10 sandera memiliki kewarganegaraan AS.