JAKARTA,POSKOTA.CO.ID - Presiden Joko Widodo menyebutkan rencana pembangunan Moda Raya Terpadu (MRT) Timur ke Barat (Balaraja Tangerang sampai Cikarang, Bekasi).
"Semuanya masih dalam proses dan akan segera diputuskan. Keputusan akan diambil pemerintah setelah melakukan perhitungan dan studi," kata Jokowi
Itu diutarakan Jokowi saat meninjau langsung progres pembangunan Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta fase 2A di Stasiun MRT Monas, Jakarta, Jumat (25/12/2023).
"Kalau hitung-hitungan, kalau kalkulasi studinya sudah rampung semua, langsung kita putuskan. Karena memang Jakarta membutuhkan transportasi massa yang terintegrasi bukan sendiri-sendiri," tandasnya.
Turut mendampingi Presiden Jokowi dalam peninjauan tersebut yaitu Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Pj. Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono, dan Direktur Utama PT MRT Jakarta Tuhiyat.
PresidenJoko Widodo rencananya akan bertemu dengan Perdana Menteri (PM) Fumio Kishida saat melakukan kunjungan ke Jepang, pada Sabtu (16/12/2023).
Juru bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI Lalu Muhammad Iqbal mengatakan kunjungan Presiden Jokowi akan berlangsung pada 16-18 Desember 2023. Dalam pertemuan bilateral ada beberapa isu yang akan dibahas antara lain, mengenai pembangunan MRT Jakarta Jalur Timur dan Barat.
Presiden dalam peninjauannya progres pembangunan MRT Jakarta fase 2A di Stasiun MRT Monas, Jakarta, menilai sudah berjalan dengan baik dan melampaui target yang dicanangkan.
"Jadi untuk fase 2A dari Bundaran HI menuju ke Kota dari target perencanaan 27 persen sekarang sudah mencapai 28,4 persen, lebih dari target, saya kira bagus," ujarnya.
Saat meninjau proyek MRT tersebut, Presiden Jokowi juga melihat terowongan dari Monas menuju Bundaran Hotel Indonesia (HI). Setelah fase 2A rampung, berikutnya proyek akan dilanjutkan dengan fase 2B dari Kota menuju Ancol. "Tinggal nanti diteruskan ke yang fase 2B dari Kota ke Ancol," imbuhnya.
Lebih lanjut, Kepala Negara menargetkan MRT fase 2A dapat berfungsi pada tahun 2027. Ia mengatakan proyek MRT bukan merupakan pekerjaan mudah karena pekerjaannya harus dikerjakan di tengah keramaian Jakarta.
"Ini pekerjaan yang tidak mudah karena harus bekerja di dalam keramaian Jakarta juga yang di bawah waktu membuat tunnel terowongannya juga bukan sesuatu yang gampang, tapi progresnya sudah di atas target," jelasnya.
Menhub Budi Karya Sumadi berharap agar proyek MRT koridor timur-barat ini dapat berjalan dengan baik dan selesai tepat waktu, sehingga dapat segera memberikan manfaat kepada masyarakat.
Menhub juga menjelaskan bahwa pembangunan transportasi massal MRT ini sejalan dengan Rencana Induk Perkeretaapian Nasional, yang bertujuan meningkatkan jaringan transportasi massal dan jumlah penggunanya.
MRT Jakarta koridor Timur-Barat direncanakan memiliki panjang 84,1 kilometer dari Balaraja, Tangerang hingga Cikarang, Bekasi. Proyek ini akan terbagi menjadi empat tahap pekerjaan, melibatkan pembangunan sejumlah stasiun, depot, dan jalur akses.
Tahap awal pembangunan, yaitu Fase 1 Tahap 1, akan melibatkan 21 stasiun, termasuk delapan stasiun bawah tanah dan 13 stasiun layang, serta pembangunan depot di kawasan Rorotan dengan jalur akses sepanjang 5,9 km.