JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Para aktivis dan organisasi akar rumput Palestina menyerukan aksi mogok kerja global untuk menuntut gencatan senjata pada saat Israel melanjutkan agresinya yang semakin banyak memakan korban di Gaza, Senin (11/12/2023).
Menlansir Al Jazeera, seruan mogok itu disampaikan oleh sebuah koalisi faksi-faksi utama Palestina yaitu Pasukan Nasional dan Islam kepada warga Palestina di seluruh Tepi Barat dan pendukungnya di seluruh dunia.
"Kami berharap seluruh dunia bergabung dalam aksi mogok ini, yang datang dalam konteks gerakan internasional yang luas yang melibatkan tokoh-tokoh berpengaruh. Gerakan ini menentang genosida terbuka di Gaza, pembersihan etnis dan pemukiman kolonial di Tepi Barat," tulis koalisi tersebut dalam pernyataannya, dikutip dari Al Jazeera.
"Pemogokan ini juga menentang upaya-upaya untuk melemahkan perjuangan nasional yang adil bagi rakyat Palestina," lanjutnya.
Pasukan Nasional dan Islam itu juga menyerukan kepada masyarakat di seluruh dunia untuk bersatu mengirimkan pesan solidaritas kepada para wanita, anak-anak, dan orang tua yang menjadi korban serangan Israel di Gaza.
Serangan Israel tersebut telah menewaskan sekitar 18.000 orang, termasuk 297 orang dalam 24 jam terakhir serta melukai lebih dari 49.500 jiwa dalam kurun waktu lebih dari dua bulan.
Sekertaris partai politik Fatah di Ramallah dan el Bireh, Muwafaq Sahwil mengatakan, seruan aksi pemogokan tersebut dilakukan sebagai bentuk penolakan atas veto Amerikan Serikat (AS) terhadap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) untuk mengakhiri perang di Gaza.
"Ini adalah pesan kepada pemerintah AS yang menentang aspirasi rakyat kami. Ini juga merupakan pesan dari orang-orang di seluruh dunia kepada para politisi mereka dan komunitas internasional untuk membela rakyat Palestina yang telah menderita akibat penjajahan selama 75 tahun," katanya kepada Al Jazeera.
"Kami berharap aksi mogok makan ini akan mendorong komunitas internasional untuk membantu menghentikan perang dan menanggapi aspirasi Palestina untuk menentukan nasib sendiri," sambung dia.
Majelis Umum PBB yang beranggotakan 193 negara segera melakukan pemungutan suara terkait rancangan resolusi yang menuntut gencatan senjata kemanusiaan segera di Gaza pada Selasa (12/12/2023).
Aksi seruan mogok global tersebut juga muncul ketika direktur Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan bahwa tidak mungkin untuk memperbaiki situasi kesehatan yang sangat buruk di Gaza.
"Meskipun dewan meloloskan mosi darurat WHO untuk mendapatkan lebih banyak akses medis," ujar Ghebreyesus.