ADVERTISEMENT
Kamis, 7 Desember 2023 18:33 WIB
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Saat ini tengah ramai diperbincangkan kasus Pneumonia varian baru di Tiongkok Utara dan Eropa. Pneumonia varian baru, yaitu Mycoplasma Pneumoniae. Mycoplasma Pneumonia mayoritas menyerang anak-anak, telah terdeteksi di Indonesia.
Rupanya di Indonesia terkonfirmasi terdapat 6 kasus Mycoplasma Pneumonia. Namun, dalam rilis yang diterbitkan Kemenkes melalui website resminya, Mycoplasma Pneumonia tingkat fatalitas lebih rendah jika dibandingkan dengan COVID-19.
Dikutip Poskota.co.id dari Kemkes.go.id, Dokter Spesialis Anak di RS Cipto Mangunkusumo, dr. Nastiti Kaswandani menegaskan bahwa tingkat fatalitas dan keparahan akibat bakteri Mycoplasma pneumoniae lebih rendah dibandingkan tingkat fatalitas karena COVID-19.
“Apabila dibandingkan dengan COVID-19, tingkat keparahan maupun mortalitas (kematian) akibat Mycoplasma pneumoniae cenderung lebih rendah hanya 0,5 sampai 2 persen, itu pun pada mereka dengan komorbiditas,” kata dr. Nastiti.
Pneumonia dari bakteri Mycoplasma sering disebut walking pneumonia. Gejalanya cenderung ringan, sehingga pasien tidak perlu menjalani rawat inap di rumah sakit.
Pada kasus yang ada di Indonesia, menurut dr. Nastiti hanya perlu menjalani rawat jalan saja.
“Anaknya cukup baik kondisi klinisnya sehingga masih bisa beraktivitas seperti biasa, makanya sebagian besar kasusnya bisa dilakukan rawat jalan, pemberian obatnya secara minum, dan anaknya bisa sembuh sendiri,” jelasnya.
Dokter Spesialis Paru RSUP Persahabatan Prof. Erlina Burhan menyebut bahwa pneumonia mycoplasma bukanlah penyakit baru.
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT