ADVERTISEMENT

Road to Awarding Night 2023, Bukan Sekadar Kompetisi Fesbul Tayangkan Film Pendek Asal NTB dan NTT di XXI Lombok

Sabtu, 2 Desember 2023 14:04 WIB

Share
Lombok menjadi salah satu kota dari 10 Lokasi Khusus (Lokus) penyelenggaraan Road to Awarding Night Festival Film Bulanan (Fesbul) 2023.(Ist)
Lombok menjadi salah satu kota dari 10 Lokasi Khusus (Lokus) penyelenggaraan Road to Awarding Night Festival Film Bulanan (Fesbul) 2023.(Ist)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID –  Lombok menjadi salah satu kota dari 10 Lokasi Khusus (Lokus) penyelenggaraan Road to Awarding Night Festival Film Bulanan (Fesbul) 2023.

Sebagai komitmen dari Fesbul dalam mendukung pertumbuhan dan membuka akses, jaringan, serta distribusi bagi karya-karya anak bangsa ke pasar film nasional maupun internasional, Fesbul mengadakan Road to Awarding Night, yaitu pemutaran 20 Film Terpilih Fesbul 2023 yang merupakan nomine pada Malam Anugerah Festival Film Bulanan 2023. 

Dengan dukungan penuh dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, Road to Awarding Night Fesbul 2023 ini juga digelar di 10 titik Bioskop XXI di seluruh Indonesia yang dilaksanakan pada tanggal 24-30 November. Daerah-daerah yang menjadi titik pemutaran film tersebut antara lain Yogyakarta, Bandung, Jakarta, Jambi, Padang, Pontianak, Makassar, Ambon, Jayapura, dan Lombok.

Dua film pendek terpilih di Lokus 4 (Bali, NTB, dan NTT) yaitu film fiksi ‘Pepadu’, karya Rumah Produksi Ruang Tengah Creative, dan film dokumenter ‘Salium; Song of The Rustling Leaves’ karya Rumah Produksi Project Multatuli & Atmakanta Studio, diputar di Bioskop XXI Lombok Epicentrum Mall (LEM), Kota Mataram, pada Sabtu, 25 November 2023.

Sutradara Film ‘Pepadu’, Ming Muslimin mengatakan, Festival Film Bulanan memberi peluang film lebih dikenal. Ia bersyukur Pepadu bisa menjadi salah satu film terpilih Fesbul 2023.

 “Kalau bagi filmmaker, itu jadi peluang kita untuk film dikenal oleh penonton. Jadi kami bikin film bukan cuman disimpan di laci dan ditonton komunitas saja. Kita kan punya keresahan, punya nilai moral, pesan yang ingin kita sampaikan. Supaya apa yang ingin kita sampaikan itu bisa ditonton dan ditanggapi oleh orang lebih banyak, ya salah satunya lewat festival, kami bersyukur banget,” jelas Ming Muslimin.

Perwakilan komunitas film Lombok, Irfan Rahaswin Sholi, mengapresiasi Fesbul dan pemutaran film dalam rangka Road to Awarding Night. Menurutnya, sudah lama daerah tidak mendapatkan tempat untuk film independen atau film-film yang mengangkat isu-isu kedaerahan atau kearifan lokal.

“Saya sangat tertarik dengan konsep yang ditawarkan oleh Festival Film Bulanan, tidak seperti mengikuti kebanyakan festival film, karena festival ini menitikberatkan kepada mempertemukan penonton bukan kepada kompetisi. Menurut saya kompetisi tidak begitu ada artinya ketika film tidak bertemu dengan penonton. Festival Film Bulanan melakukan gebrakan dalam festival film di Indonesia,” tutur Irfan.

Irfan juga mengapresiasi film ‘Pepadu’. “Sangat menarik dari sisi sinematografi, penceritaan atau storytelling sangat baik. Dialog Lombok yang tidak kaku. Ada film yang berani menggunakan bahasa daerah, dan enak didengar dan tidak begitu kaku,” pujinya.

Selain pemutaran dua Film Terpilih Festival Film Bulanan, diadakan juga diskusi bersama sutradara film ‘Pepadu’, Ming Muslimin dan perwakilan komunitas film Lombok, Irfan Rahaswin Sholi yang dipandu oleh moderator Aliurridha Al-Habsyi. Penonton juga mendapatkan giveaway dan kesempatan untuk tanya jawab dengan sutradara film dan pegiat film Lombok.

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT