Jokowi Tegaskan Tragedi Kemanusian di Palestian Tak dapat Ditoleransi

Senin 27 Nov 2023, 14:17 WIB
Presiden Joko Widodo  saat  ISORA. (biro pers)

Presiden Joko Widodo saat ISORA. (biro pers)

JAKARTA,POSKOTA.CO.ID - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebutkan perang dan pembantaian terang-terangan yang terjadi pada era modern saat ini sangat tidak masuk di dalam nalar dan nurani.

"Kita menyayangkan perang dan pembantaian secara terang-terangan yang masih terjadi di dunia yang sudah modern," terang Presiden saat membuka R20 International Summit of Religious Authorities (ISORA) yang digelar di Hotel Park Hyatt, Jakarta,  Senin (27/11/2023).

Presiden pun menegaskan bahwa segala bantuan kemanusiaan dan perundingan damai harus segera dilakukan.

"Tragedi kemanusiaan di Palestina tidak bisa ditoleransi sedikit pun. Gencatan senjata harus segera dilakukan, bantuan kemanusiaan harus dipercepat, dan perundingan damai harus dimulai," tutur Presiden.

Selanjutnya, Presiden menuturkan bahwa Indonesia secara tegas meyakini kemerdekaan merupakan hak segala bangsa. Presiden menyampaikan, Indonesia juga memiliki pengalaman panjang dalam mempersatukan keberagaman suku, bahasa, agama, yang dimiliki. 

Bukan hal yang mudah untuk mempersatukannya, tetapi kita bisa dan kita bersyukur bahwa Indonesia mampu mengikis ego kesukuan, mampu mengikis ego keagamaan, mampu mengikis ego kedaerahan, sehingga mampu mewujudkan Bhinneka Tunggal Ika, unity in diversity," ujar Presiden.

Lebih lanjut, Presiden Jokowi mengapresiasi penyelenggaraan R20 tersebut dalam rangka membentuk dialog lintas agama dan bangsa dalam menghentikan pertikaian serta mewujudkan dunia yang damai dan sejahtera.

Presiden juga menekankan pentingnya peran tokoh agama dan masyarakat dalam menciptakan perdamaian, kerukunan, dan kebersamaan dalam suatu negara, kawasan, dan dunia. 

Hal tersebut tidak akan mampu diwujudkan jika tidak didukung oleh ajaran-ajaran agama, tidak akan mampu diwujudkan jika tidak didukung oleh para pemimpin agama, yang mengajarkan cinta tanah air adalah bagian dari iman, toleransi terhadap perbedaan-perbedaan adalah bagian dari iman, dan menjaga persatuan juga bagian dari iman," ucap Presiden.

Saya sangat mengapresiasi diselenggarakannya forum ini, marilah kita jadikan dialog lintas agama, lintas bangsa untuk menjembatani perbedaan dan menghentikan segala bentuk pertikaian sehingga dunia yang damai, dunia yang rukun, dunia yang sejahtera mampu kita wujudkan bersama," tutur Presiden. 

Turut mendampingi Presiden dalam kesempatan tersebut antara lain Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Direktur Liga Muslim Dunia untuk Indonesia dan ASEAN Abdurrahman Al-Khayyat, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf, Katib Aam PBNU K.H. Ahmad Said Asrori, serta Pj. Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono, dan lainnya. (johara)

Berita Terkait
News Update