ADVERTISEMENT

Obrolan Warteg: Politik 'Baperan'

Selasa, 21 November 2023 05:30 WIB

Share
Obrolan warteg: Politik baperan. Poskota.
Obrolan warteg: Politik baperan. Poskota.

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Istilah baper (bawa perasaan) tak hanya dalam urusan cinta, belakangan ini istilah tersebut ikut mewarnai dinamika politik. Bahkan, acap dikupas dan dibahas, apa yang dimaksud dengan baper dalam dunia politik.

Mencermati dinamika politik akhir - akhir ini, tak kurang sejumlah tokoh bangsa meminta agar para elite mengedepankan gagasan, bukan perasaan. Pemilu mestinya diisi dengan pertarungan gagasan, bukan perasaan.

Soal baperan ini pun sudah dikomentari banyak pihak, baik pimpinan maupun kader parpol, tentu dengan beragam sudut pandang partainya.

Publik pun sudah paham, siapa yang baperan, siapa yang tersinggung, siapa yang tergelitik. Itu bisa dilihat dari pernyataan yang dilontarkan para petinggi parpol dalam menyikapi soal baperan yang dimaksud.

"Kita tak perlu juga ikut baperan dalam menyikapi dinamika politik sekarang ini," kata Heri mengawali obrolan warteg bersama sohibnya, Mas Bro dan Yudi.

"Kalau baperan, di antara kita nanti ada yang tersinggung, ujung - ujungnya kita yang berselisih," kata Heri.

"Politik itu harus pakai logika, bukan pakai perasaan. Kalau soal perasaan ada tempatnya sendiri. Kalau cinta baru pakai perasaan," kata Mas Bro.

"Kalau cinta nggak pakai perasaan namanya cinta semu dan palsu, bukan cinta sejati," kata Ayu Bahari, pedagang warteg ikut nimbrung dalam obrolan.

"Tapi kalau kelewat terbawa perasaan bisa menjadi cinta buta, bahaya," kata Yudi.

"Intinya perasaan yang berlebihan dapat melemahkan logika. Padahal dalam sebuah kompetisi dibutuhkan kecerdasan, ketelitian dan kepekaan dalam mengatur serangan guna memenangkan pertarungan," kata Mas Bro.

Halaman

ADVERTISEMENT

Editor: Rendra Saputra
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT