JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Diduga pergerakan mahasiswa soal putusan MK terkait syarat minimal batas usia Capres-Cawapres, Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BBM) Universitas Indonesia (UI) Melki Sedek Huang mendapat intimidasi, termasuk keluarganya di Pontianak, Kalimantan Barat.
Melki mengatakan sejak awal menjalani kepengurusan BEM UI di 2023 baru kali ini sejumlah mahasiswa lain kerap mendapat serangan-serangam digital maupun teror dalam berbagai bentuk.
Intensitasnya kian tinggi sejak hiruk pikuk putusan MK yang dipimpin ipar Presiden Joko Widodo, Anwar Usman.
"Motifnya apa saya tidak tahu, tapi keyakinan bahwa ini cukup bertalian erat dengan kondisi sosial politik yang hari ini sedang mengudara salah satunya hiruk pikuk putusan MK," kata Melki, Kamis (9/11/2023).
Selain itu Melki juga menyebutkan keluarganya di Pontianak, Kalbar, juga didatangi sejumlah pihak mengaku sebagai aparat keamanan beberapa minggu yang lalu. Oknum tersebut tidak menyeburkan asal satuannya. Mereka hanya mengaku sebagai aparat.
"Ibu saya paling parah di rumah Pontianak, didatangi sama oranf berseragam TNI sama polisi. Ditanya-tanyainlah kebiasaan Melki di rumah dulu ngapain, ibu saya itu kalau balik ke rumah pernah balik malam enggak, balik jam berapa. Ya menanyakan kebiasaan orang-orang di rumah," ungkapnya.
Sedangkan Melki mengaku mendapat kabar gurunya di sekolah SMA N 1 Pontianak bahwa ada orang yang bertanya kebiasaannya ketika bersekolah. Hingga saat ini, Melki belum melaporkan kejadian teror tersebut kepada pihak kepolisian.
Sedangkan teror tersebut, lanjut Melki telah dibicarakan dalam internal BEM UI.