SERANG, POSKOTA.CO.ID – Potensi bencana alam masih menghantui wilayah Provinsi Banten. Dari data BPBD, terdapat 1079 desa dan kelurahan rawan banjir dan 402 desa dan kelurahan rawan longsor.
Kepala Pelaksana BPBD Banten, Nana Suryana mengatakan, alih fungsi lahan menjadi penyebab bencana banjir dan longsor di delapan kabupaten dan kota.
Salah satunya alih fungsi hutan menjadi tambang. Kegiatan ini dinilai menjadi pemicu banjir dan longsor di Banten.
"Alih fungsi lahan kalau (penyebab) banjir ini. Di Lebak banyak penambangan liar yang akan berpengaruh terhadap keseimbangan hutan dan lahan. Alih fungsi lahan dari perkebunan jadi pemukiman, sementara sistem drainasenya belum tertata baik," katanya, Selasa (7/11/2023).
Apalagi saat ini, Banten sedang dihadapkan dengan masa transisi cuaca dari kemarau menuju musim hujan. Hal ini perlu diantisipasi agar meminimalisir potensi banjir dan longsor.
"Transisi dari kemarau dan hujan. Ada potensi banjir, kalau longsoran di kabupaten kota yang terjadi," terangnya.
Ia menjelaskan, personel dan posko BPBD Banten di kabupaten kota sedang disiagakan. Sehingga penanganan bencana bisa dilakukan dengan cepat.
"Kita sudah menempatkan personel dan peralatan di posko Kabupaten Tangerang karena yang biasa terjadi (banjir) Pasar Kemis. Posko Lebak di Malingping, Pandeglang di Panimbang. Kita berharap personel di posko bisa membantu cepat informasi lebih cepat," jelasnya. (Bilal)