JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Nicholas Saputra dan Putri Marino akan dipasangkan dalam film The Architecture of Love. Film bergenre romance ini akan menyajikan kisah percintaan antara dua orang dewasa, dengan New York sebagai latarnya.
Disutradarai oleh Teddy Soeriaatmadja, film ini rencananya akan tayang pada 2024 mendatang. Starvision Plus sebagai rumah produksi juga telah merilis poster resmi dari The Architecture of Love.
Bagi kamu yang belum membaca novelnya dan pensaran ingin tahu seperti apa kisahnya, berikut ini sinopsis The Architecture of Love!
Sinopsis The Architecture of Love
Film The Architecture of Love diangkat dari novel karangan Ika Natassa dengan judul yang sama. Film ini akan dibintangi oleh aktor kawakan Nicholas Saputra dan Putri Marino.
The Architecture of Love bercerita tentang karakter utama perempuan bernama Raia Rasjad yang berprofesi sebagai penulis. Ia pergi ke New York untuk mencari inspirasi demi karya terbarunya. Kepergian Raia ke New York juga menjadi penanda hidup barunya setelah bercerai dengan mantan suaminya, Alam.
Namun, selama dua bulan menetap di New York, Raia tak kunjung mendapatkan inspirasi. Hingga suatu kejadian membuatnya tak sengaja bertemu dengan seorang lelaki bernama River Jusuf.
Sama seperti Raia, River Jusuf adalah pria yang pendiam dan tak suka keramaian. Sejak pertemuan pertama, keduanya kembali bertemu secara berkala.
River Jusuf banyak mengajarkan hal baru kepada Raia, termasuk cara melihat New York dari sudut pandang berbeda. Namun, River Jusuf juga menyimpan rahasia yang tak terduga.
Selain kisah romatis Raia dan River, ada banyak kutipan kalimat yang berkesan dan banyak dikutip oleh pembaca.
“Banyak masalah hidup, terlalu banyak malah, yang tidak dapat diselesaikan secepat membuat mi instan, sama seperti banyak kebahagiaan yang mustahil dikejar seringkas memasak mi seharga dua ribu rupiah ini.” (Hal. 143)
“Orang-orang bilang, siapa pun yang kita ingat pertama kali ketika ingin berbagi berita bahagia, bisa jadi sesungguhnya adalah orang yang paling penting dalam hidup kita tanpa kita sadari.” (Hal. 266)