JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Restoran cepat saji asal Miami, Florida, Amerika Serikat Burger King mengaku bahwa pihaknya sampai saat ini masih dalam upaya untuk keluar dari negara Rusia.
Burger King sebelumnya mengatakan bahwa perusahaan akan segera meninggalkan negara tersebut sejak satu tahun yang lalu. Namun, beberapa gerai di Rusia terlihat masih beroperasi hingga sampai saat ini.
Dilansir dari laman BBC, Restaurant Brands International (RBI) yang diketahui memiliki saham di bisnis waralaba makanan cepat saji Burger King di Rusia sebesar 15 persen mengungkap bahwa pada Maret 2022 lalu, mereka telah memulai proses untuk meninggalkan Rusia.
Sejak terjadinua perang di Ukraina, beberapa perusahaan Barat diketahui berada di bawah tekanan untuk meninggalkan Rusia. Kritikus menuduh RBI jika mereka 'melindungi rezim Putin' dengan tidak mendivestasi saham perusahaan-perusahaan Rusia.
RBI yang merupakan salah satu perusahaan makanan cepat saji terbesar di dunia, mengatakan bahwa perjanjian waralaba yang rumit membuat upaya mereka untuk meninggalkan Rusia menjadi sulit. Kesepakatan tersebut merupakan upaya kerjasama dengan tiga mitra lainnya untuk sekitar 800 restoran.
David Shear selaku Presiden RBI menyebut jika operator utama Burger King di Rusia enggan untuk menutup gerainya usai terjadinya serangan pertama di Ukraina. Tetapi, ia menambahkan bahwa perusahaan telah memulai proses pelepasan 15 persen saham kepemilikan yang dapat memakan waktu cukup lama.
Steven Tian, seorang peneliti di Universitas Yale, mengatakan bahwa RBI menerapkan perjanjian waralaba yang rumit sebagai alasan untuk tidak segera meninggalkan Rusia. Dia mencontohkan perusahaan warabala lain seperti Starbucks yang berhasil menghentikan transaksi di negara tersebut.
"Mereka (RBI) mengatakan ingin pergi, tetapi kemudian menunda-nunda tidak sama dengan benar-benar keluar dari Rusia, dan dengan terus melakukan bisnis di Rusia 18 bulan setelah invasi Putin ke Ukraina, mereka mempertahankan rezim Putin,” ujar Steven Tian.
Sementara itu, juru bicara RBI mengatakan perusahaannya sejauh ini menolak adanya investasi baru dan dukungan rantai pasokan. Perusahaan mengungkapkan bahwa pihaknya belum memperoleh keuntungan dari operasi Burger King di Rusia sejak awal tahun 2022.
Kendati demikian, Burger King tetap membuka jaringan bisnisnya di Rusia, dan memiliki kompetitor terbesarnya, yakni McDonald's, perusahaan yang memiliki sebagian besar restoran, berusaha untuk keluar pasar Rusia.
Perusahaan induk dari KFC, Yum! Brands juga diketahui telah menjual lebih dari 100 restoran ke operator lokal di Rusia, dan menamainya dengan Rostic's pada bulan April.