Dia meminta pemerintah menjaga ruang siber dan arus sosial media dari pengembangbiakan narasi kanan-konservatif, kiri ultra-nasionalis, intoleransi, hoaks, fake news dan ujaran kebencian.
Sementara itu, peneliti dan Manajer Program Pusat studi Agama dan Demokrasi (PUSAD) Universita Paramadina Husni Mubarok mengatakan perlu strategi menangkal hasutan kebencian menjelang kampanye Pemilu 2024.
Menurut dia, hal yang perlu pertama kali dilakukan adalah dengan mengidentifikasi ujaran dan pelintiran kebencian.
"Ujaran kebencian adalah penghinaan atas identitas suatu kelompok untuk menindas. Pelintiran kebencian adalah penghinaan yang sengaja diciptakan dan digunakan sebagai strategi politik yang mengeksploitasi identitas kelompok guna memobilisasi pendukung dan menekan lawan," ujarnya.
Selain itu, Husni mengatakan dalam konteks kampanye di media sosial, ujaran dan pelintiran kebencian seringkali dibungkus dengan narasi negatif yang bertujuan untuk memengaruhi pengguna media sosial.
Karena itu, Husni menegaskan sangat penting untuk semua pihak membanjiri kampanye di media sosial dengan narasi yang positif. (Wanto)