ADVERTISEMENT
Minggu, 1 Oktober 2023 22:40 WIB
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Tarif Lintas Rel Terpadu (LRT) Jakarta, Bogor, Depok, Bekasi (Jabodebek) resmi ditetapkan sebesar Rp3.000 - Rp20.000 ribu rupiah dan mulai berlaku pada hari ini, Minggu, 1 Oktober 2023.
Akan tetapi, besaran tarif tersebut disoroti masyarakat khususnya pengguna transportasi umum. Sebab, besaran tarif LRT yang ditentukan tersebut terbilang sangat mahal.
Rizky Basuki, salah satu pengguna LRT mengatakan, untuk pulang pergi dari rumahnya hingga ke kantor harus merogok kocek sebesar Rp18.000 setiap harinya. Hal ini pun lebih mahal dibandingkan pada saat masa uji coba alias promo sebesar Rp5.000.
"Menurut saya tarif LRT Jabodebek setelah tidak promo jadi lumayan mahal, contohnya saya dari tempat tinggal di Ciracas meskipun sudah mengakali naik LRT sampai stasiun LRT Cikoko terus nyambung KLR untuk ketempat kerja di daerah gambir, itu kalau sekali jalan aja kena Rp9 ribuan. Jadi kalau pulang pergi habis Rp 18 ribuan, nah tinggal dikali aja deh 5 hari kerja udah Rp 90 ribu seminggu," ujar Rizky saat ditemui Poskota.co.id, Minggu (1/10).
Itupun, dikatakan Rizky, belum lagi harus menyambung ke transportasi lainnya seperti Transjakarta karena transportasi LRT yang baru hanya sampai Dukuh Atas.
"Itu belom lagi saya harus nyambung Transjakarta karena LRT Jabodebek kan baru sampe Dukuh Atas, Sementara lokasi kerja kan di daerah Gambir jadi harus nyambung Transjakarta," tuturnya.
Tak hanya itu, Rizky pun meminta kepada pemerintah untuk menambah jam operasional LRT Jabodebek agar tidak terjadi penumpukan pada jam pulanb kerja.
"Belum lagi soal jam operasional LRT yang cuma sampai jam 8 malam harusnya ditambah lagi mininal pemberangkatan terakhir dari Dukuh Atas itu jam 10 malam," imbuhnya.
Pria asal Ciracas, Jakarta Timur ini pun mengatakan, tidak masuk diakal kalau pemerintah bikin LRT Jabodebek itu untuk mengurangi kemacetan supaya beralih ke angkutan umum apabila besaran tarifnya Rp3000 - Rp20.000 rupiah.
"Lah kalau harganya lebih mahal dibandingkan kendaraan pribadi dan kurang efektif karena harus nyambung ke angkutan umum lainnya ke lokasi tujuan. Yang pasti sangat sedikitlah yang naik LRT," tandasnya. (Aldi)
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT