"Itu terbagi kepada katagori ringan, sedang, berat dan terakhir yang gagal tumbuh. Jadi udah ga bisa tumbuh lagilah (yang gagal),"urainya.
Tercatat, ada sekitar 230 hektare lahan persawahan di Kabupaten Bogor yang mengalami gagal panen. "Sisanya kita berharap tidak naik status yang masih ringan tidak menjadi sedang dan seterusnya, berharap juga hujan. Jadi kalau hujan insya Allah yang ringan dan sedang itu ada peluang untuk tumbuh kembali gitu," tambahnya.
Judi menyebut, dengan gagal panennya pada di ratusan hektare sawah warga tersebut, maka berkurang juga kontribusi pemenuhan kebutuhan padi di Kabupaten Bogor.
Dalam kondisi normal, kata Judi, areal persawahan di Bumi Tegar Beriman ini mampu mencukupi 40 persen kebutuhan warga Kabupaten Bogor.
Jika dihitung dari jumlah penduduk Kabupaten Bogor yaitu 5,6 juta jiwa, produksi beras yang ada hanya mampu mencukupi kebutuhan 2 juta jiwa.
"Sisanya kebetulan kita deket dengan jakarta yang pusatnya pasar beras dimana-mana, jadi dipasok ada yang dari Cianjur, Karawang, dan dari mana-mana," urainya.
Bagi petani yang gagal panen, kaya Judi, pemerintah pusat dan daerah memberikan bantuan kepada para petani dengan cara asuransi. Asuransi ini diberikan Pemerintah dengan jumlah Rp. 6 juta untuk setiap satu hektare sawah yang mengalami gagal panen.
Saat ini, Pemerintah Kabupaten Bogor pun tengah melakukan proses klaim asuransi untuk para petani yang sawahnya mengalami gagal panen. Tercatat sedikitnya ada 230 hektare sawah yang mengalami fuso. (Panca Aji)