ADVERTISEMENT

Heboh Bola Api di Langit dan Fenomena Meteor Jatuh, BRIN: Itu Meteor Jenis Sporadik

Sabtu, 16 September 2023 09:11 WIB

Share
Peristiwa bola api di langit dan fenomena meteor jatuh kejutkan media sosial di Tanah Air. Foto: Ilustrasi/Pixabay.
Peristiwa bola api di langit dan fenomena meteor jatuh kejutkan media sosial di Tanah Air. Foto: Ilustrasi/Pixabay.

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Video viral bola api di langit yang dikaitkan sebagai fenomena meteor jatuh di Pulau Jawa ramai diperbincangkan banyak pihak.

Peristiwa bola api atau fenomena meteor jatuh itu, terjadi pada Kamis malam, 14 September 2023 sekira pukul 23.30 WIB.

Banyak warga yang melihat peristiwa bola api di langit dan fenomena meteor jatuh itu, mulai dari Bandung, Sleman, Kulonprogo, Bantul, hingga Yogyakarta. Lantas apa sebenarnya yang terjadi.

Terkait hal ini peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang membidani riset astronomi Prof Thomas Djamaluddin buka suara. Menurutnya, informasi itu memang telah ia terima dari sejumlah pihak.

Di mana ada kesaksian benda terang di langit melintas dan videonya viral di sosial media. Kata dia, ada dua kemungkinan penyebab peristiwa itu terjadi. Pertama adalah meteor, dan yang kedua yakni benda jatuh dari antariksa.

"Akan tetapi setelah dilihat rekaman CCTV di Bandung itu kejadiannya pukul
22.55 WIB, kemudian ada laporan dari Garut, kemudian beberapa wilayah lagi dan juga dari Yogyakarta," kata dia disitat Kompas TV, Sabtu 16 September 2023.

Bola api di langit itu juga terpantau dalam rekaman CCTV di Yogyakarta sekira pukul 23.15 WB. Dia menyebut, ini adalah satu rangkaian dengan peristiwa di Bandung. Dia juga mengaku telah memeriksa sampah antariksa pada waktu kejadian, namun tidak menemukannya melintasi wilayah Indonesia.

Sehingga menurut BRIN, bisa diambil kesimpulan bahwa benda yang terlihat di beberapa daerah tersebut itu adalah meteor.

"Benda seperti bola api di langit yang melintas itu dapat disimpulkan itu adalah jenis meteor sporadik. Artinya meteor yang sewaktu-waktu atau batuan antariksa yang sewaktu-waktu berpapasan dengan bumi, kemudian memasuki atmosfer," ujarnya.

Dari hasil penelusuran, bola api di langit atau fenomena meteor jatuh itu awalnya terpantau berada di ketinggian 80 kilometer sampai 100 km dan mulai terbakar. Namun dia memastikan fenomena meteor jatuh itu tidak berbahaya.

Halaman

ADVERTISEMENT

Reporter: Rendra Saputra
Editor: Rendra Saputra
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT