Polisi Klaim Bentrok Warga Adat di Pulau Rempang Telah Kondusif: Tak Ada Korban!

Jumat 08 Sep 2023, 17:41 WIB
Bentrokan warga adat dengan Polisi terjadi di Pulau Rempang, Batam. (tangkap layar)

Bentrokan warga adat dengan Polisi terjadi di Pulau Rempang, Batam. (tangkap layar)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Polri mengklaim situasi mencekam akibat bentrokan warga adat dengan aparat Polsi yang terjadi di Pulau Rempang, Batam, Kepulauan Riau telah kondusif.

Hal tersebut diklarifikasi langsung oleh Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan.

"Jadi kami akan sampaikan bahwa kami mendapat informasi dari Polda Kepri, situasi di lokasi sudah kondusif sejak kemarin," katanya kepada wartawan, Jumat (8/9/2023).

Ramadhan juga memastikan jika tidak ada korban jiwa dalam peristiwa bentrok antara masyarakat adat di sana dengan aparat.

Kedepan, ia menyebut aparat akan mengedepankan dialog, bukan tindakan represif yang membuat masyarakat adat melakukan perlawanan.

"Sekali lagi tidak ada korban, baik di pihak masyarakat maupun di aparat keamanan. Jadi itu tidak benar ada siswa pingsan," paparnya.

"Kemudian apalagi ada yang menginformasikan seorang bayi meninggal, itu tidak benar. Kita sudah lakukan pengecekan itu tidak benar," tambah Ramadhan.

Ramadhan berujar jika aparat hanya menyemprotkan gas air mata ke arah masyarakat adat. Angin yang bertiup kencang membuat gas air mata mengenai masyarakat adat.

"Kaena tindakan pengamanan oleh aparat kepolisian dengan menyemprotkan gas air mata, ketiup angin sehingga terjadi gangguan pengelihatan untuk sementara. Dan pihak polda Kepri sudah membantu untuk membawa ke tim kesehatan," ucapnya.

Sekedar informasi, Pulau Rempang sedang mencekam akibat bentrok yang terjadi antara masyarakay adat dengan aparat.

Bentrokan dipicu lantaran masyarakat adat yang menolak kedatangan aparat yang hendak memasang pasok tata batas lahan proyek Rempang Eco City.

Proyek ini merupakan proyek strategis nasional untuk membangun kawasan industri, perdagangan, dan wisata.

Masyarakat adat yang mendiamin Kepulauan Rempang sejak 1843 tersebut menolak direlokasi dan melakukan perlawanan.

Dalam video yang beredar luas, tampak siswa-siswi yang ada di Kepulauan Rempang sempat menjadi korban karena tembakan gas air mata.

Dinarasikan, para siswa dan masyarakat adat di sana banyak yang terluka. Bahkan diantaranya dilarikan ke rumah sakit. (Pandi)

Berita Terkait

News Update