JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Ada hal baru di perfilman Indonesia yang dinilai kreatif.
Film yang disajikan pun beraneka ragam, mulai dari drama percintaan, horor hingga komedia berbau makanan khas suatu daerah.
Salah satunya, Film 'Coto vs Konro'.
Menu masakan khas Bugis Makassar ini diangkat menjadi sebuah film layar lebar.
Film ini digarap oleh sutradara Irham Acho, pria berdarah Bugis-Tolaki yang mengangkat tema local wisdom khas Indonesia Timur.
"Tujuan utama film ini tentunya pasti mempromosikan makanan khas Sulsel ini. Dua hidangan ini mempunyai perbedaan tampilan namun sama sama berbahan dasar daging sapi," katanya, Jumat (8/9/2023).
Dikatakannya, ini menjadi ide dasar Acho dan tim yang mempertemukan Coto dengan Konro ke dalam sebuah jalinan cerita film yang terlihat seperti sebuah persaingan.
"Selain itu saya juga ingin mengangkat tema tema sederhana yang biasa kita lihat di lingkungan sehari-hari. Bagaimana hal-hal sepele kadang menjadi sesuatu yang heboh. Jika bisanya kita melihat dimana ada warung konro biasanya juga ada menu cotonya begitupun sebaliknya namun di Coto vs Konro kedua menu tersebut akan sulit Bersatu,” terangnya.
Menurutnya, dalam film ini ada banyak sekali pesan inspiratif baik yang secara tersirat maupun yang terlihat jelas dan mudah dipahami oleh siapa saja.
“Semua pesan itu dituangkan mulai dari awal ceritanya hingga ke ending sehingga jika disebutkan akan menjadi spoiler,” ungkapnya.
Acho menjelaskan film terbarunya yang diproduksi oleh Duta Cahaya Utama (DCU) bekerjasama dengan rumah produksi miliknya sendiri yakni Rumah Semut film.
Film ini dibintangi oleh Zakaribo, Musdalifah, Ichal Kate, Anjas Chambank, Adit Triyuda, Nielam Amir, Pieter Ell, penyanyi dangdut Aty Kodong dan selebgram populer asal Makassar yaitu Febby putri Nilam Cahyani.
Selain itu, ada performa dua pemeran utamanya yakni Luthi Sato dan (alm) Awaluddin Tahir.
Film ini berkisah di Kota Makassar, Coto Haji Matto milik Haji Matto (Luthfi Sato) walau kecil namun sangat terkenal dan ramai dengan pengunjung apalagi khasnya menggunakan racikan resep turun temurun dari nenek moyangnya.
Suatu hari, datanglah Daeng Sangkala (Awaluddin Tahir) yang berniat untuk membeli warung tersebut dan berniat merenovasi serta mengembangkannya menjadi bisnis franchise.
Haji Matto yang idealis menolaknya dengan keras dan langsung mengusir Daeng Sangkala dari warungnya.
Beberapa pekan kemudian, Daeng Sangkala kembali bersama istrinya Lina (Aty Kodong) dan anak anaknya membuka restoran makanan konro khas Makassar yang bernama Konro Daeng Sangkala.
Nah, letaknya tepat di bekas ruko kosong yang berhadapan langsung dengan warung Haji Matto. (mia)