Korsleting Jadi Penyebab Utama Kebakaran, BPBD DKI Jakarta Minta Masyarakat Sadar Penggunaan Listrik

Jumat 25 Agu 2023, 11:56 WIB
Dua orang tewas dalam insiden kebakaran  di Jalan Kebon Jahe, Petojo, Gambir, Jakarta Pusat. (Ist)

Dua orang tewas dalam insiden kebakaran di Jalan Kebon Jahe, Petojo, Gambir, Jakarta Pusat. (Ist)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mencatat ada sebanyak 489 peristiwa kebakaran sejak awal Januari hingga Agustus 2023 tahun ini.

"Total kejadian 489 kebakaran," kata Kepala BPBD DKI Jakarta Isnawa Adji saat dikonfirmasi, Kamis (24/8/2023).

Dari data yang dihimpun, wilayah Jakarta Barat menjadi salah satu lokasi paling banyak terjadi kebakaran. Kelurahan Cengkareng Timur tercatat paling banyak menyumbang kebakaran, disusul Kelurahan Kapuk.

Isnawa mengatakan, kebakaran yang terjadi di wilayah DKI Jakarta mayoritas karena korslering listrik. Kemudian disusul karena kompor gas hingga pembakaran sampah warga.

"Korsleting listrik menjadi salah satu penyebab utama kasus kebakaran di DKI Jakarta. Lebih dari 60 persen kasus kebakaran disebabkan oleh korsleting listrik," ujarnya saat dikonfirmasi, Jumat (25/8/2023).

Dikatakan Isnawa, instalasi kabel listrik rumah warga yang masih semerawut menjadi salah satu faktor. Masih banyak ditemukan instalasi listrik di permukiman padat penduduk yang telah usang dan perlu dibenahi.

Dalam hal ini, masih banyak ditemukan instalasi di rumah warga yang seharusnya dilakukan peremajaan, namun justru dibiarkan begitu saja hingga usang.

Terlebih sekarang ini penggunaan listrik lebih banyak digunakan, misalnya saja untuk mengisi daya ponsel, bahkan rokok elektrik pun diisi dengan menggunakan daya listrik.

"Potensi bencana kebakaran di DKI Jakarta dikarenakan pemukiman padat penduduk dan kurangnya kepekaan masyaraka terhadap ancaman kebakaran. Kasus kebakaran DKI Jakarta paling banyak disebabkan oleh korsleting listrik akibat kelalaian dalam penggunaan listrik," paparnya.

Maka dari itu, BPBD DKI Jakarta mendorong hingga mengajak pihak terkait untuk bersama-sama menanggulangi masalah ini. Salah satu cara yang dilakukan yakni melakukan pemantauan penggunaan listrik yang sesuai aturan.

"Menggerakkan RT, RW, tokoh masyarakat dan relawan kebakaran terus edukasi kawasan aman kebakaran," ucap Isnawa.

"Karena hampir 70% kebakaran kawasan padat akibat konsleting, perlu ada program pembenahan instalasi listrik dalam rumah warga kurang mampu di kawasan padat hunian melibatkan BPBD, PLN, Akli dan konsuil bekerjasama dengan pengurus RT setempat," tambahnya.

Sejauh ini, langkah BPBD untuk menanggulangi kebakaran yakni melakukan sosialisasi kepada masyarakat. Selain itu BPBD juga menggelar pelatihan kepada masyarakat tentang pencegahan hingga menaggulangi kebakaran.

"Kami adakan pelatihan kepada masyarakat bersama Dinas Damkar ke Kelurahan-Kelurahan, komunitas-komunitas, sekolah, pasar dan gedung perkantoran," jelas Isnawa. (Pandi)

Berita Terkait
News Update