JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Pagelaran Kemeriahan 17 Agustus sejumlah warga di Kabupaten Sekadau, Kalimantan Barat yang tengah menyaksikan perayaan HUT RI ke-78 dari jembatan gantung berujung bencana. Jembatan gantung tersebut diketahui runtuh dan melukai 28 orang.
Peristiwa nahas itu terjadi pada hari Kamis (17/8/1013), pukul 16.00 WIB di kawasan Sungai Teluk Kemarau, Desa Nanga Mentukak, Kecamatan Nanga Taman.
"Kejadian pukul 16.00 WIB dalam rangka menyaksikan perlombaan menangkap bebek," ujar Daniel, Ketua Satgas Informasi Bencana BPDB Kalbar yang dikutip dari laman detikcom pada Sabtu (19/8/2023).
Daniel mengatakan, pada saat itu sejumlah warga sedang berada di sungai untuk mengikuti lomba tangkap bebek. Sementara itu, beberapa penduduk desa lainnya diketahui tengah menyaksikan perlombaan tersebut dari jembatan gantung.
Saat sekelompok warga sedang berburu bebek di sungai, tanpa diduga jembatan gantung itu ambruk dan membuat orang-orang yang berada di jembatan ikut terjatuh ke sungai sehingga menimpa warga yang sedang mengikuti lomba.
"Jumlah korban 28 orang. (Rinciannya) 23 orang alami luka ringan dan berat, 5 orang lainnya alami patah tulang," tuturnya.
Daniel juga menambahkan jika para korban peristiwa jembatan gantung Sekadau itu langsung dilarikan ke Puskesmas Nanga Taman. Menurut penuturannya, satu dari 23 korban yang mengalami patah tulang serius terpaksa dibawa ke Rumah Sakit Sekadau.
"27 orang masih di puskesmas untuk mendapat perawatan, sedangkan satu orang dirujuk ke Rumah Sakit Sekadau," tambahnya.
Diketahui, jembatan ambruk tersebut terjadi lantaran tak kuat menahan beban yang berlebih dari para warga yang secara bersamaan tengah berada di atas jembatan gunung Sekadau.
"Namun karena kelebihan beban, jembatan ini putus," kata Daniel.
Pihak Ketua Satgas Informasi Bencana BPDB Kalbar mengimbau para masyarakat yang wilayah rumahnya terdapat jembatan gantung untuk berhati-hati saat melintasi jembatan. Daniel juga memberikan peringatan agar mempertimbangkan kondisi tempat untuk menggelar acara tertentu.
"Kami sarankan jika melaksanakan kegiatan yang mengumpulkan orang banyak supaya tempat juga dipertimbangkan supaya tidak menimbulkan malapetaka," pungkasnya.
Disisi lain, Kapolsek Nanga Taman Ipda Insan Malau mengungkapkan jika para warga yang menonton di atas jembatan sudah lebih dulu diberi peringatan agar tidak berkumpul di jembatan tersebut. Namun sayangnya, himbauan tersebut tak didengar dan dihiraukan oleh para warga.
"Beberapa warga tak mendengar imbauan tersebut. Apalagi, jembatan gantung tersebut memang sudah tak mampu menahan beban berat sehingga jembatan tiba-tiba roboh saat warga sedang menonton lomba," jelas Insan Malau dalam keterangannya.
Lebih lanjut, Insan Malau memastikan jika insiden nahas yang dialami oleh warga Desa Nanga Mantukak tersebut tidak menimbulkan korban jiwa. "Untuk korban jiwa tidak ada," pungkasnya.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Sekadau, Iptu Rahmad Kartono mengungkap jika pihaknya akan menyelidiki peristiwa ambruknya jembatan gunung Sekadau itu dengan menginterogasi panitia pelaksana lomba.
"Panitia akan kita lakukan penyidikan," tegasnya.
Selain itu, Rahmad juga akan memeriksa konstruksi bangunan dari jembatan yang sudah dibangun sejak tahun 2014 lalu itu. Terlebih lagi, jembatan itu pernah direnovasi dengan menggunakan dana APBD pada tahun 2021/2022.
"Kita akan melakukan pengecekan terkait konstruksi bangunan jembatan yang dibuat tahun 2014, namun pada tahun 2021/2022 telah direnovasi menggunakan dana APBD," pungkasnya.