Terkait Balita yang Kritis Karena Salah Kasih Susu, Ini yang Dilakukan RSAB

Jumat 18 Agu 2023, 18:08 WIB
Humas RSAB Harapan Kita, Nia Kurniati. (Pandi)

Humas RSAB Harapan Kita, Nia Kurniati. (Pandi)

Salah satu dugaan penyebab Lanala tak kunjung sembuh yakni karena faktor kelalaian pihak rumah sakit. Hal itu diungkapkan Chintia setelah anaknya mendapat perawatan di rumah sakit sejak bulan Juli 2023.

Kepada wartawan, ibu rumah tangga yang tinggal di kawasan Palmerah, Jakarta Barat ini mrngungkapkan jika awalnya sang anak memang diidap mengalami penyumbatan usus dan kelainan hati.

"Jadi sudah melakukan perawatan dari lahir sampai pulangnya itu di tanggal 12 juli 2023, sampe 12 juli ini masuk lagi ke RS Harapan Kita. Jadi baru pulang, balik lagi ke sana. Pas balik lagi ke sana di rawat di ruangan Seruni itu selama 2 minggu," ujarnya kepada wartawan, Rabu (16/8/2023).

Awalnya pengobatan Lanala tidak tercover oleh BPJS, namun suami mencari informasi dan mendapat titik terang jika pengobatan anaknya itu bisa gratis melalui BPJS. Akhirnya Lanala mulai dirawat dengan tercover BPJS.

Namun setelah beberapa hari mendapat perawatan, pihak rumah sakit diduga melakukan kesalahan yang cukup fatal. Suster memberikan susu yang diduga bukan merek susu yang seharusnya diberikan untuk pasien.

"Biasanya setiap pagi itu selalu diantar susu sehari itu 8 botol susu yang udah ada susu bubuknya. Saya lihat kok susunya beda ini. karena kan sebelumnya susunya Neocate, jadi saya hafal susu Neocate kayak gimana, baunya, bahkan di rumah pun saya sudah pernah buatin susu Neocate. Dan di situ dia (suster) bilang, enggak ini susunya Pepti Junior dari petugas ya," katanya.

Saat itu Chintia masih berpikir positif jika susu yang diberikan ke anaknya merupakan susu Pepti Junior. Namun keesokan harinya, kabar tak mengenakkan datang dari petugas lain yang mengataka jika susu yang diberikan ke anaknya kemarin ternyata tidak sesuai.

"Hari Selasa ada yang datengin saya, perempuan, dia bilang kejadian kemaren salah susu, minta maaf. Dikarenakan susu Pepti Juniornya sudah menipis dan kita disuruh beli. Akhirnya kita beli online. Ya itu gak masalah bagi kita, buat anak kita," ungkapnya.

Padahal Chintia mengungkap jika kondisi sang anak sempat mengalami perubahan yang cukup drastis. Berat badan anaknya naik cukup drastis sebelum pihak rumah sakit diduga salah memberikan susu kepada pasien.

"Setelah dicek sama dokter Alex ada perbaikan dari segi berat badan, dokter ahli gizi pun sudah menemukan susu yang cocok susunya yang sebelumnya neocate enggak cocok. Itu kita dapat susu yang cocok, Pepti Junior. Nah dari susu Pepti Junior itu perlahan-lahan dia naik berat badannya bahkan rekor pertama Nala di angka 2 kilo 165 gram," ungkapnya.

Saat ini, lanjut Chintia, kondisi anaknya masih terbaring lemah di rumah sakit meski telah ada perkembangan. Namun Lanala mengalami gizi buruk karena kondisi tubuhnya yang semakin mengurus. (Pandi)

News Update