Prabowo Subianto (Instagram/@prabowo)

Kawal Pemilu

Golkar dan PAN Resmi Dukung Prabowo, Pengamat: Gugurkan Poros ke-4

Minggu 13 Agu 2023, 15:09 WIB

BOGOR, POSKOTA.CO.ID - Bergabungnya Partai Golkar dan PAN ke Koalisi Kebangkitan Rakyat Indonesia (KKIR), membuat kekuatan Prabowo Subianto di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang semakin menguat.

Hal ini diungkapkan oleh Pengamat Politik dan Kebijakan Publik, Yusfitriadi yang menyebut, bergabungnya Golkar dan PAN dengan KKIR menggugurkan kabar bahwa kedua partai tersebut akan bergabung ke PPP dan Hanura yang mengusung Ganjar Pranowo sebagai Capres di 2024 mendatang.

"Sehingga jika Koalisi Perubahan dengan 3 partai yakni Nasdem, PKS dan Demokrat solid sampai akhir, begitupun ketika KKIR dengan 4 partai solid sampai akhir, maka koalisi untuk Ganjar hanya diisi oleh 2 partai parlemen yaitu PDIP, PPP dan 1 partai non parlemen yaitu Hanura," kata Yusfitriadi, Minggu 13 Agustus 2023.

Sehingga, kata Yusfitriadi, jika peta politik tersebut solid dan bertahan hingga Pilpres 2024, akan semakin menguatkan Prabowo menduduki tahta tertinggi di Indonesia. 

"Sehingga semakin menguatkan prabowo untuk menduduki tahta orang tertinggi di Indonesia 2024 mendatang sebagai Presiden," terangnya.

Kendati begitu, lanjut Yusfitriadi, dinamika Cawapres juga bisa menjadi penentu dalam pertarungan Pilpres di 14 Februari 2024 nanti.

"Tinggal menunggu dinamika Bacapres. Apakah penentuan Bacapres akan menggoyang koalisi masing atau justru akan memperkuat masing-masing koalisi," tambahnya.

Pria yang akrab disapa Kang Yus ini menyebut, setelah Golkar dan PAN mendeklarasikan dukungannya ke Capres Prabowo Subianto, jika koalisi ini solid, maka Prabowo sudah mendapatkan dukungan 4 partai, yakni Gerindra, PKB, Golkar, PAN. Sangat mungkin akan disusul oleh partai non parlemen lainnya. 

"Dan 4 partai yang bergabung dengan Prabowo merupakai partai besar dan menengah. Sehingga sudah bisa dipastikan Prabowo sangat kuat. Sekaligus menggugurkan informasi akan adanya poros koalisi keempat dalam dukungan Calon Presiden dan Wakil Presiden," terang Ketua Yayasan Visi Nusantara Maju (Vinus) Bogor ini.

Namun demikian, sampai saat ini koalisi partai politik pengusung Capres dan Cawapres hingga saat ini masih belum ada yang 'ajeg'.

"Termasuk koalisi perubahan yang dibesut oleh Nasdem dan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya besutan Gerindra dan PKB," kata Kang Yus.

Menurut Kang Yus, Demokrat bisa saja lepas dari Koalisi Perubahan jika AHY tidak masuk sebagai Cawapres dari Anies Baswedan.

"Begitupun yang terjadi pada PKB, mungkin saja hengkang dari KKIR jika Prabowo mengambil cawapres selain Cak Imin. Sama saja dengan Golkar dan PAN sudah mulai 'miring-miring' ke Prabowo, kedua partai tersebut mempunyai proposal yang sama yakni power sharing," ujarnya. 

PAN mengusulkan Erick Thohir sebagai cawapresnya Prabowo, termasuk sangat mungkin Golkar mengusulkan Airlangga sebagai cawapresnya Gerindra. 

"Artinya ketika Prabowo tidak mengakomodir itu, bukan tidak mungkin mereka tidak berkoalisi dengan Prabowo atau mengusulkan pembagian kekuasaan yang lain, misalnya komposisi menteri atau support finacial untuk kepentingan kampanye partainya masing-masing," pungkasnya.

Tags:
GolkarPANPrabowo Subianto

Reporter

Administrator

Editor